Saya pernah mengunjungi sebuah gerai kopi di Jakarta, tak perlu saya sebutkan namanya, karena nanti dianggap promosi.
Rupanya gerai kopi ini menerapkan konsep dari Italia. Konsepnya bagini, seseorang bisa membeli dua cangkir kopi, satu cangkir untuk diminum, dan satu cangkir untuk didonasikan (istilahnya di dinding).
Karena saat seseorang yang memesan dua cangkir dan hanya meminum satu cangkir kopi, telah membayar harga dua cangkir kopi, lalu kasir menempelkan memo di dinding.
Demikian pula bila datang dua pasang manusia yang memesan
empat cangkir kopi, dua cangkir untuk diminum, dan dua cangkir untuk donasi. Maka setelah transaksi ini dibayar, kasir akan menempelkan dua memo di dinding.
Apa tujuannya ?
Tidak semua orang memiliki cukup uang untuk membeli secangkir kopi pada sebuah kafe. Nah dengan konsep ini, bila orang yang kurang mampu melihat ada memo tertempel di dinding, dia bisa memesan kopi juga.
Cara memesannya, cukup mengatakan ke kasir ingin secangkir kopi di dinding. Lalu waiter akan memberikan satu cangkir kopi.
Setelah menghabiskan minumannya, orang itu tidak perlu membayar. Kasir akan merobek satu memo di dinding, sebagai tanda  donasi sudah digunakan.
Orang itu tidak perlu membayar, karena harga secangkir kopi telah divayarkan oleh donatur melalui konsep secangkir kopi di dinding.
Konsep serupa juga pernah dilakukan di salah satu negara di Asia Tengah, bentuknya roti. Seorang donatur bisa membayar harga dua roti, satu untuk dibawa pulang, satu dimasukkan ke keranjang.