Ini adalah bekerja sesungguhnya, bukan sekedar magang, karena karyawan menerima gaji / upah.
Sehingga banyak oknum yang menawarkan kepada mahasiswa Indonesia, sehingga muncul kasus kurang menyenangkan karena telah menjadi korban mahasiswa dari 33 universitas di Indonesia. Kasusnya bermacam-macam, hingga mengarah tuduhan eksploitasi manusia. Sehingga banyak pihak menuntut kegiatan ini dihentikan.
Kasuanya bisa mendapat pekerjaan sebagai buruh kasar, setelah diselidiki ternyata mahasiswa ini tidak memiliki keahlian, tidak bisa berbahasa lokal dan tidak memiliki sertifikasi. Sehingga tidak mungkin dipekerjakan pada bagian teknik maupun front office.
Kasus lainnya, upah yang diterima ternyata lebih kecil dari yang dijanjikan, sehingga tidak cukup untuk membeayai tiket pesawat pulang pergi, pengurusan visa, bayar sewa apartemen, dan beaya hidup. Mahasiswa sebelum berangkat, harus minta perincian dengan jelas, jenis pekerjaan dan upah yang akan diterima. Lalu dibandingkan dengan beaya yang harus dikeluarkan, sehingga tidak harus nombok.
Untuk bekerja, minimal harus menguasai bahasa lokal, karena pimpinan akan memberikan perintah dengan bahasa lokal, tidak selalu dalam bahasa Inggris.
2. Studi
Kita dapat menempuh pendidikan tinggi dari S1 hingga S3. Bisa ke universitas atau bidang teknik. Sekarang jjuga ada fakultas ilmu terapan, musik atau budaya, film, dan sebagainya. Jangan salah memilih jurusan, agar tidak rugi beaya dan waktu.
Bila studi di Jerman, ada dua pilihan, yang international dengan bahasa Inggris atau yang mayoritas dalam bahasa Jerman.
Selama studi, pasti ada magang atau praktek yang bisa dilakukan di Jerman atau di negara maju lainnya, misal Amerika Serikat, agar bila lulus sudah siap kerja.
Ada proyek, tugas akhir / thesis yang diakui international sehingga bisa kerja di negara mana saja.
3. Bekerja