Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Ngopi di Sawah

9 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 9 Desember 2023   10:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Satu lagi tempat ngopi yang anti mainstream. Kalau biasanya tempat kopi kekinian menggunakan style modern maka kafe ini justru mengusung tema suasana pedesaan.

Kafe ini cukup viral karena promosi di media sosial sangat jitu memajang suasana pedesaan. Ternyata setelah dikunjungi lokasinya tidak seperti promosinya. Sawahnya sangat kecil, hanya sepetak, atau kami yang kurang jelajah, tidak seluas sawah di Mulya Harja. Berada di tatar Sunda namun menggunakan disain Bali, jadi kurang menerapkan kearifan lokal.

Tempatnya sangat luas dan tertata rapi dalam gazebo-gazebo lesehan maupun dengan meja kursi. Sayangnya, akses masuknya kurang ramah bagi pengunjung yang penyandang disabilitas, misal memakai kursi roda, karena tidak ada jalur khusus disabilitas. Untuk memasuki gazebo, pengunjung harus melalui undak-undakan yang cukup tinggi, merepotkan bagi kaum.lansia.

Hal yang harus diperbaiki adalah area parkir sangat sempit, padahal kafe ini tergolong ramai. Akses masuk dan keluar meski satu arah, tetap membutuhkan kemahiran mengendarai mobil karena jalanan yang sempit dan terjal. Karena kadang-kadang ada pengendara sepeda motor yang nyelonong berlawanan arah.

Penyajian makanan patut diacungi jempol, karena benar-benar mengusung suasana pedesaan. Nasi dan lauk, dikemas dalam rantang jadul, seperti istri atau anak mengantarkan makanan ke sawah untuk suami / ayahnya.

Rantang (dokpri)
Rantang (dokpri)


Yang perlu dibenahi adalah hospitality-nya, bolehkan memberikan umpan balik negatif untuk perbaikan?

Namun bila suasana kafe ramai, pelayan (waiter) perlu dilatih hospitality, karena selain layanan lama juga kurang adat sopan santun saat menarik pesanan. Tanpa ba bi bu permisi, perlu diajarkan tata adat kesopanan.Juga jangan pelit  minta maaf atas keterlambatan layanan.

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan karena konsepnya kafe, tapi ini kafe di kawasan bersantai, bukan kawasan bisnis, jadi sebaiknya jangan dibatasi waktu 2 jam sejak makanan/minuman  pertama disajikan. Guna mengantisipasi luapan pelanggan, yang datang dengan rombongan tidak bersamaan, sebaiknya pelanggan dibiarkan di tempat, asalkan tetap menambah pesanan. Jangan secara tegas dikenakan beaya (extra  charged) tambahan 1 juta per jam, bila melewati batas waktu. Karena rombongan yang datang belakangan akan makan - minum dengan tergesa-gesa. Padahal tujuannya untuk bersantai di sawah.

Sebaiknya manajemen menerapkan kebijakan yang lebih luwes, karena pelanggan berkunjung untuk bersantai dan guyub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun