Dengan subway, kami  menuju Shantou menggunakan kereta cepat Shenzhen Utara. Namun agak kurang beruntung, karena terpaksa harus memperoleh tiket berdiri, karena tiket duduk sudah habis, kecuali mau menunggu yang pemberangkatan jam 18.00.
Trayek yang dipilih Shenzhen -Guangzhou, karena harus berhenti di banyak stasiun, maka memerlukan waktu sekitar 2 jam ke Shantou.
Setibanya di stasiun Shantou, untuk keluar stasiun harus melalui terowongan dengan tangga naik dan turun. Meski tidak membawa banyak barang bawaan ternyata cukup melelahkan juga.
Shantou termasuk kota kelas tiga, namun pembangunan terus berlangsung. Bahkan sudah nampak proses pembangunan satu stasiun baru yang lebih modern, yang tentunya akan lebih manusiawi. Menurut estimasi akan selesai tahun 2024.
Sempat mencicipi bakso sapi Shantou yang terkenal, juga bisa menikmati sop jeroan sapi tentunya bagi mereka yang tidak memiliki kadar asam urat tinggi.
Sempat berkeliling kota Shantou di sekitar hotel setelah menikmati bakso sapi.
Meski sudah late lunch dengan santapan bakso sapi, tengah malam terasa lapar. Untungnya didekat hotel terdapat rumah makan yang buka dari jam 17 00 hingga 03.00 subuh.
Kami mencoba Shantou Chang Fen yang juga sangat terkenal. Kuliner ini berisi daging, tauge, telur dan sayuran dengan kulit yang sangat lembut.