Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ada yang Janggal pada Kompasiana Award

16 November 2023   10:00 Diperbarui: 16 November 2023   10:07 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianival sebagai ajang kumpul para blogger se Indonesia ,yang kini disebut ajang kumpul content creator se Indonesia, karena blogger kini harus mengupgrade dirinya untuk bisa mencantolkan  file YouTube, Instagram, Reels, atau TokTok. Bahkan untuk verifikasi data Kompasianer diwajibkan mengisi nama akun sosial media tersebut berikut jumlah followernya. Rumornya untuk mempermudah bagian pemasaran bila ditanya calon client.

Terlepas apakah Kompasianer kini mau disebut content creator atau blogger atau vlpgger tidak jadi masalah.Yang peting Kompasiana dalam program Rebut THR, yang tadinya hanya menulis tanpa jeda selama 30 hari,kini sudah ditambah Instagram & Reel dalam tugas tantangannya.

Kembali ke laptop, masalah kejanggalan pada Kompasiana Award. Saya perhatikan dari tahun ke tahun, kejanggalan ini tetap berlangsung. Dan uniknya hingga saat.ini tak seorang pun yang menganggapnya janggal.

Coba perhatikan daftar nama calon penerima Award yang diusulkan  oleh Kompasianer, bahkan dirinya boleh mengusulkan dirinya sendiri asal pede. Dari sekian nama yang masuk ke punggawa Kompasiana, maka muncul 5 nama kandidat untuk dipilih oleh Kompasianer berdasar katagori, yakni Best in Fiction, Best in Citizen Journalism, Best in Opinion, Best In Specific  Interest dan kini ada Best in Lestari.

Semula cara pemilihan sangat sopan, berdasar hati nurani Kompasianer. Tapi pada tahun-tahun terakhir, saya mendengar rumor (meski belum tentu benar), bahwa kampanye tidak sekedar menelepon atau mengirim pesan singkat "pilihlah saya", atau mengumpulkan sekian banyak Kompasianer lalu ditraktir makan, bahkan konon sudah melibatkan "money politic'.

Masalah kecurangan dalam usaha memperoleh vote, bukan urusan saya. Punggawa Kompasianer yang harusnya lebih jeli sebagai KPU-nya pemilihan Kompasiana Award.

Setelah terpilih nama terunggul pada tiap katagori, lalu ditentukan Best in People Choice. Semiula saya bingung dari mana data seorang Kompasianer bisa disebut Best in People Choice, padahal saya tidak pernah mengenalnya, baik pada even Kompasiana maupun even komunitas. Ternyata Best in People Choice ini diambil dari jumlah suara masuk terbanyak pada tiap katagori. Itulah sebabnya pada beberapa tahun terakhir ada seorang Kompasianer yang memenangkan 2 award. Hebat nian. Padahal tidak banyak Kompasianer lain yang mengenalnya.

Ambil contoh, pemenang Best in Fiction memperloeh 150 votes, pemenang Best in Opinion memperoleh 175, pemenang Best in Citizen Journalism memperoleh 180, Dan pemenang Best in Specific Interest memperoleh 140 vote, maka  pemenang Best in Citizen Journalism otomatis terpilih sebagai Best in People Choice.

Seharusnya cara pemilihan Best in People Choice jangan seperti ini. Seharusnya Kompasianer diminta mengusulkan nama Kompasianer favoritnya, entah yang paling aktif di even Kompasiana, paling aktif di komunitas atau tulisannya banyak mengibapirasi pembaca Kompasiana. Lalu dinominasikan 5 nama seperti katagori yang lain. Lalu diikutkan vote, nah Kompasianer dengan jumlah vote terbanyak pada katagori ini yang pantas diganjar Best in People Choice. Karena benar-benar dipilih berdasar kepopilerannnya, bukan karena terbaik pada katagori lain. Kalau pemenang katagori lain benar-benar menjadi favorite barulah dia bisa mensrima 2 award sekaligus.

Ini pemikiran saya, bukan kritik atas kebijakan manajemen Kompasiana. Bila dianggap layak, silakan usulan saya diadopsi mulai tahun depan. Karena tahun ini sudah memasuki masa voting. Bila usulan ini dianggap sampah, ya lupakan saja. Terima kasih.

Mari kita sambut Kompasianival dengan hati riang gembira  Sampai jumpa di Bentara Budaya Sabtu, 25 November 2023. Mari kita sambut pemenang Kompasiana Award tiap katagori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun