Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah/Limbah Plastik

9 November 2023   10:00 Diperbarui: 9 November 2023   10:07 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: alodokter.com)


Pernahkah saat snorkeling di laut menemui plastik bekas kemasan terapung-apung di dalam atau permukaan air? Pernahkah saat menggali lubang menemukan bekas kemasan di dalam tanah?

Ini adalah sampah / limbah plastik. Karena plastik sulit terurai, sehingga akan mencemari lingkungan, bila kita membuang sampah / limbah plastik sembarangan alias tidak pada tempatnya.

Meski sampah plastik termasuk sampah anorganik, namun yang paling sulit terurai bila bercampur dengan tanah atau air.

Guna memiliki lingkungan yang sehat, maka banyak volunteer yang mengumpulkan sampah plastik dengan menggunakan istilah bank sampah. Yang proses kerjanya, sampah plastik sekian kg dihargai sekian Rupiah, dan uang Rupiah yang diperoleh disimpan sebagai tabungan. Jadi kita yang menyerahkan sampah plastik, akan menerima buku tabungan dengan saldo sebanyak sampah plastik yang kita serahkan.

Lalu dikemanakan sampah plastik oleh para volunteer itu? Beberapa volunteer yang kreatif membuat hiasan, tas, dompet, dan aneka pekerjaan tangan untuk dijual atau dapat dipergunakan. Konsep ini termasuk Recycle.

Sedangkan sisa sampah plastik harus diserahkan kepada pengolah berizin untuk diolah lebih lanjut. Konsep ini juga disebut Recycle.

Dulu bila kita berbelanja di pasar swalayan, hasil belanjaan biasanya akan dimasukkan ke dalam tas plastik, dan setelah pembayaran selesai, tas plastik beserta isi belanjaan akan diserahkan pada kita. Namun saat ini pasar swalayan sudah tidak menyediakan tas plastik lagi. Bila kita lupa membawa tas dari rumah, kita harus membeli tas yang terbuat dari kain sebagai kantong belanjaan. Konsep ini namanya Reduce. Artinya kita mengurangi penggunaan plastik, yang biasanya akan dibuang setelah hasil belanjaan dikeluarkan.

Atau bila kita masih memiliki tas plastik, lalu saat berbelanja di pasar swalayan atau pasar tradisional, kita membawa tas plastik dari rumah untuk kantong belanja. Konsep ini disebut Reuse. Artinya kita menggunakan ulang kantong plastik yang ada.

Kini sudah dikembangkan tas yang terbuat dari bahan non plastik dan cukup kuat, guna menggantikan tas plastik. Hanya saja harganya masih lebih mahal daripada tas plastik. Konsep ini disebut Replace.

Bila kita nongki di kafe atau restoran, bila memesan minuman sudah jarang menerima sedotan plastik. Kadang tidak disediakan sedotan sehingga kita harus membawa sendiri sedotan logam dari rumah (yang biasanya dicuci lalu dipakai lagi, tidak dibuang). Atau kafe menyediakan sedotan dari logam atau non plastik. Konsep ini disebut Reduce dan atau Replace.

Sekarang beberapa even yang bersifat umum, sering meminta peserta membawa botol minum (tumbler) pribadi. Jadi penyelenggara even tidak perlu lagi nenyediakan minuman dalam kemasan botol atau cup plastik. Cukup menyediakan air minum dalam dispenser dengan galonnya. Hal ini mampu meniadakan sampah plastik, sekaligus penghematan. Karena tidak ada peserta yang hanya minum satu dua kali sedotan atau seteguk, air minum dalam kemasan diletakkan di suatu tempat, lalu sering kali mengambil lagi yang baru.

Bila kita pernah mendengar istilah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) inilah konsep dalam pengelolaan sampah / limbah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun