Dalam bincangpreneur yang diadakan oleh KPK dan Vlomaya, Nancy, atau lengkapnya Nancy Wahyuni Yusuf. Cucu pendiri Kopi Kacamata Bah Sipit, Yoe Hong Keng, menjadi gundah ketika ayahnya sakit pada 2021 dan bisnis rintisan kakeknya ini hampir tutup. Nancy sendiri memiliki kakak dan adik yang tinggal di luar negeri, diapun sudah memiliki banyak pekerjaan, seperti mengelola kost, trading, guru piano & electone, Â content creator, menjalankan bisnis jaringan dan mengasuh anak. Kini anaknya sudah besar, SMA dan SMP sehingga mulai bisa ditinggal.
Kegundahannya berujung  pada tekad untuk melanjutkan warisan bisnis kakek dan ayahnya. Tentu setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga dan kakak adiknya. Padahal Nancy hanya pecinta kopi, tidak tahu cara mengolah kopi apalagi memasarkan kopi.
Jadi diakuinya, mengelola Kopi Kacamata Bah Sipit dengan modal nekad, tekad sepenuh hati dengan intuisi emak-emak, lebih tepatnya mompreneur.
Karena keluarganya tinggal di Tangerang, Nancy tidak tiap hari di Bogor, namun secara konsisten 1-2:hari pasti ada di Bogor untuk fokus pada bisnis kopi.
Meski diakuinya, bisnis kopi karena merupakan komoditi, profitnya kecil, padahal risikonya besar.
Tanpa memiliki pengalaman maupun ilmu bisnis retail, Nancy mulai dengan mengurus legalitas, misal mengurus merek, izin Depkes, dan lain-lain. Yang dipelajarinya saat mengikuti seminar-seminar UMKM.
Produk
Kopi terdiri dari Robusta dan Arabica. Produk andalan kakeknya adalah kopi bubuk, robusta tanpa gula atau yang dikenal sebagai Kopi hitam (black coffee).
Kopi yang dijual kakeknya adalah kopi murni, bukan kopi campuran. Juga bukan berupa essence. Itulah sebabnya harga Kopi Kacamata Bah Sipit tidak sanggup melawan harga pesaingnya yang menggunakan kopi campuran dan essence.
Biji kopi hijau (green bean) didatangkan dari Bogor dan Lampung. Karena kakeknya sanggup berbahasa Inggris dan Arab, cepat akrab dengan warga keturunan Arab yang penggemar kopi robusta. Karena prlanggannya warga keturunan Arab, berakibat kakeknya mengkontrak toko di jalan Empang, Bogor yang dekat dengan kediaman warga keturunan Arab di Bogor. Nama "Kacamata' dan "Bah Sipit", juga berasal dari pelanggannya. Disebut "Kacamata" karena Yoe Hong Keng memang memakai kacamata, lalu "Bah Sipit" berasal dari panggilan warga keturunan Arab pada warga Tionghoa  yang sudah lahir di Indonesia dengan "babah". Karena bermata sipit, maka dipanggil Bah Sipit.