Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Metaverse Mampu Menghadirkan Orang Dunia Lain

28 Juli 2023   05:00 Diperbarui: 1 Agustus 2023   15:43 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film (sumber: tribunnews.com)


Film "Ketika Berhenti Di sini" besutan sutradara Umay Shahab, yang diproduksi bersama oleh Sinemaku Pictures bersama Legacy Pictures , penulis saksikan pada hari pertama tayang   27 Juli 2023 di salah satu bioskop Tangerang Selatan.

Jumlah penonton tidak begitu banyak, padahal film ini menyajikan penampilan "acting" prima dari artis pendukungnya, Prilly Latuconsina yang memerankan Anindita. Prilly berperan sangat totalitas dan menonjol dibandingkan artis-artis pendukung lainnya.

Film tentang kehidupan manusia yang dibidik dari mitologi semesta dimana kehidupan berputar sesuai arah mata angin dari Utara, Barat, Selatan dan Timur. Film berdurasi 120 menit lebih ini diperuntukkan bagi mereka yang telah berusia 13 tahun ke  atas, juga memasukkan peran Metaverse dengan kecerdasan buatan (AI) dan Augmented Reality (AR) yang sedang jadi trend saat ini dan bakalan menjadi teknologi andalan masa mendatang.

Di sini dikisahkan bahwa manusia harus ikhlas melepaskan orang yang dicintai dan memulai kehidupan baru. Meski teknologi dapat memanggil dan menampilkan orang tercinta, namun semuanya hanya khayalan semata.

Jadi, pesan khusus dari film ini adalah agar kita hidup dalam realitas, jangan hidup dalam khayalan.

Film dimulai dari Anindita (Prilly Latuconsina) seorang putri dari dua bersaudara dari keluarga sederhana. Sang ayah yang sudah sakit-sakitan harus menggunakan tabungannya yang tidak seberapa untuk penyembuhan penyakitnya. Namun karena rasa sayangnya kepada putri bungsunya, tabungan itu justru digunakan untuk beaya kuliah sebagai desainer grafis. 

Sang ayah sangat nemahami passion putrinya, yang memiliki tekad keras. Dengan keahliannya menggambar, Dita diharapkan karya-karyanya akan mendunia. Akibat penyakit yang tidak diobati secara serius, akhirnya, sang ayah meninggal dunia.

Karena memiliki kesibukan untuk menuntaskan ambisinya, Dita justru tak sempat sekali pun menengok kuburan ayahnya, semenjak meninggal. justru sang ayah saat Dita berulang tahun sempat menitipkan putrinya pada Ifan, teman Dita sejak SMA.

Dalam perjalanan hidupnya yang berputar laksana mata angin, yang selalu berputar dari Utara (ditandai warna hitam), yang selalu mendengar, lalu beranjak ke Barat (ditandai warna Kuning) yang selalu melihat, lalu ke Selatan  (ditandai warna merah) yang menandakan kemarahan, juga ke Timur (ditandai warna putih) yang menandakan ketulusan hati. Mata angin ini terus berputar selama manusia hidup.

Dikisahkan suatu hari I-pad andalan Dita tersiram minuman secara tidak sengaja. Dita panik, karena semua desainnya tersimpan dalam i-pad tersebut. Lalu Dita meminta bantuan di media sosial, guna mendapatkan tempat untuk memperbaiki i-pad dengan cepat. Masuklah beberapa usulan dari netizen, salah satunya yang menarik bagi Dita adalah Jul Computer yang diusulkan seseorang bernama Ed (Bryan Domani).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun