Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Orangtua yang Bijak

9 Juli 2023   05:00 Diperbarui: 9 Juli 2023   06:36 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: abottfamily.co.id)

Saat kita masih muda, memiliki keluarga, suami atau isteri, memiliki anak-anak. Membesatkan, mendidik / menyekolahkan dan mengajarkan etika hidup yang baik. Bagi orangtua, uang orangtua adalah juga uang anak. Semua harta dan jkekayaan yang kita cari dari pagi hingga petang, semua untuk kebahagiaan dan kesukaeaan anak-anak. Bila memungkonkan memasukkan anak-anak ke sekolah terkenal, bila ada uang bahkan mengirimkan anak-anak menempuh pendidikan tinggi, bahkan hingga ke luar negeri bila memungkonkan.

Kita sebagai orangtua rela menghabiskan uang dan harta demi masa depan anak-anak. Bahkan bila anak-anak sakit, perasaan kita sangat pedih, seakan merasakan  rasa sakit itu dan rela mengeluarkan beaya pengobatan berapa besarpun.

Kini, setelah anak-anak menjadi dewasa. Dengan bekal pendidikan yang kita berikan, kita harus legowo melepas mereka, tanpa harus mencampuri kegiatan yang mereka lakukan. Kegiatan mereka sangat berbeda dengan saat kita berjuang sepenuh tenaga. Sekarang semua serba cepat berubah. Era digital namanya, sangat jauh berbeda dengan kegiatan kita dahulu, jadi apa yang menurut kita baik, belum tentu berlaku saat ini. Jadi, biarkanlah anak-anak bekerja berdasarkan passion mereka.

Kita secara umur juga bertambah tua. Pekerjaan juga sudah mulai ditinggalkan, alias memasuki masa purna bhakti atau pensiun.

Selama kita masih kuat jiwa dan raga, banyaklah bepergian menikmati indahnya dunia. Tidak perlu lagi terlalu mengawasi kegiatan anak-anak. Banyaklah berkumpul atau bertemu dengan teman-teman sebaya, bernostalgia mengenang masa-masa Indah dan masa-masa kenakalan kita, sebelum diantara kita satu-satu meninggal dunia.

Gunakan rumah dan sisa kekayaan untuk masa tua kita. Jangan buru-buru diwariskan ke anak-anak. Karena kita tidak akan merasa bebas, bila harus menerima pemberian uang dari anak-anak. Karena uang anak-anak adalah uang mereka, bukan uang kita. Jadi, janganlah terlalu herharap balas budi pada anak-anak yang telah kita besarkan dengan susah payah. Ingatlah, bahwa rumah kita adalah rumah untuk kita Dan anK-anak. sedangkan sebagus-bagusnya rumah anak, adalah rumah anak. Tetap tinggallah sendiri atau bersama pasangan bila masih hidup di rumah kita sendiri.

Dengan rumah dan sisa kekayaan, kita dapat menikmati hari tua bersama pasangan hingga salah satu meninggalkan kita. Gunakan sisa kekayaan, untuk Berwisata bila raga masih memungkinkan, membeli makanan yang kita suka selama belum dilarang dokter, memakai pakaian yang pantas selama kita mampu membelinya. Melakukan semua kegiatan atau hobi yang membuat hati dan pikiran senang.

Bila kita dapat melakukan hal ini, hari tua akan kita lalui dengan gembira. Bila pasangan hidup sudah meninggal dunia, berusahalah untuk hidup mandiri. Atau gunakan sisa kekayaan untuk tinggal di panti wredha, bila sudah tidak mampu mandiri.

Hidup itu ada masanya, saat muda kita bekerja giat. Nah, saat menyongsong hari tua lakukan juga dengan suka cita, tanpa harus disibukkan dengan memikirkan bisnis anak-anak maupun proses pendidikan cucu-cucu. Pendidikan cucu-cucu biarlah menjadi tanggung jawab anak-anak kita.

Selamat menikmati masa tua dengan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun