Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan Pilihan

Kaitan Hobi Wisata dan Fotografi

25 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2023   05:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ada benang merah antara hobi wisata (traveling atau jalan-jalan) dan fotografi. Yang jelas setiap orang yang hobi wisata pasti senang motret, meski sekedar untuk menunjukkan eksistenainya di sosial media, maupun untuk mengabadikan momen-momen Indah selama berada di tempat yang dikunjunginya. Sebaliknya seorang yang hobi fotografi memang harus banyak jalan untuk memperkaya hasil fotonya.

Hal ini terungkap pada talkshow "Wisata dan Fotografi" yang diadakan pada Sabtu 24 Juni 2023 betsamaan dengan peluncuran buku ketiga dari Asita DK berjudul "Banyuwangi Sunrise of Java" bertempat di O2 corner Working Space, Palmerah, Jakarta Pusat.

Buku wisata ini adalah buku ketiga, setelah buku mengenai Flores serta Raja Ampat & Bromo. Buku ini ditulis dalam waktu 6 bulan, namun risetnya dilakukan hampir 60 tahun atau seusia mbak Asita, yang sedari kecil tinggal di Banyuwangi hingga SMP dan pindah ke Jember saat SMA. Dan kebetulan mendapatkan suami asal Banyuwangi, sehingga sering bolak-balik ke Banyuwangi, karena keluarga dari orang tua dan mertua tinggal di Banyuwangi.

Mbak Asita sebagai putri kelahiran Banyuwangi ingin mengeksplorasi Banyuwangi secara bukunya secara maksimal. Karena Banyuwangi sekarang adalah destinasi wisata yang menarik, pasti banyak orang yang ingin ke sini. Apalagi destinasi wisata di Banyuwangi sangat luas di bagian Utara, Selatan, Barat dan Timur kota Banyuwangi. Buku yang ditulisnya ini sekaligus merupakan panduan bagi mereka yang ingin berwisata ke Banyuwangi, berisikan sejarah, budaya, alam (gunung dan pantai) kuliner bahkan hingga jasa perjalanan yang bisa dipilih termasuk menghitung budget (transportasi, akomodasi, oleh-oleh) untuk ke sana.

Diberi judul "Banyuwangi, Sunrise of Java" karena matahari pasti pertama kali terbit dari Banyuwangi, daerah paling Timur dari pulau Jawa.

Untuk menuju Banyuwangi, kita dapat menggunakan jalur udara  (pesawat) maupun jalur darat, bus dan kereta api  dari Jakarta bisa naik kereta api dari Gambir ke Gubeng, lalu disambung Gubeng ke Banyuwangi. Untuk bus juga sudah ada sleeper bus yang nyaman. Betapa beayanya, silakan temukan di buku tulisan mbak Asita ini.

Berapa hari untuk eksplorasi Banyuwangi? Minimal 2 hari, kalau mau puas ya harus satu minggu. Dua hari itu hanya bisa ke daerah Timur saja, Baluran, Watu Dodol, dan Ijen. Jadi perlu satu minggu bila mau ke daerah Barat, Utara dan Selatan.

Dalam buku ini mbak Asita sudah menjelaskan tentang waktu terbaik untuk melihat "Blue of Fire",  peternakan penyu, penghargaan Aga Khan  yang diterima untuk arsitektur bandara di Banyuwangi,  budaya dan sejarah Banyuwangi, termasuk kuliner seperti rujak soto, sego tawon,  nasi tempong. Mau tahu artinya Dan wujudnya seperti apa, temukan di buku ini.

Ijen adalah kawasan yang perlu dikunjungi karena dinobatkan sebagai destinasi terindah oleh Tripadvisor.

Pada bukunya mbak Asita juga memasukkan foto-foto indah karya temannya, Sri Asih, yang sempat menjadi anak didik Darwis Triadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun