Media sosial (medsos) adalah salah satu jendela informasi yang kini banyak mewarnai kehidupan kita. Bisa berapa video maupun tulisan,yang diunggah di kanal YouTube, Instagram, Facebook , TikTok maupun WhatsApp.
Informasi yang bertepatan di media sosial ini tidak boleh kita telan mentah-mentah. Setelah membaca judulnya, apalagi yang provokatif, harus kita baca / lihat dengan teliti Isi kontennya.
Banyak konten di media sosial yang antara judul dan Isi tidak selaras alias tidak nyambung, yang dikenal dengan istilah 'click bait'.
Prinsip si pengunggah konten adalah kontennya disebarkan oleh penerima informasi hanya setelah membaca / melihat judul yang sangat provokatif.
Jadi, sebaiknya sebelum meneruskan atau mem-forward informasi yang kita terima, sebaiknya kita menganalisa terlebih dulu secara kreatif dan kritis. Bila menurut nalar kita, informasi ini janggal sebaiknya kita hapus dan tidak kita teruskan melalui media sosial yang kita ikuti, agar tidak menyesatkan penerima konten lainnya di dalam masyarakat. Sebaliknya, bila menurut analisa kita, informasi ini berguna barulah kita meneruskan konten ini ke teman-teman lainnya.
Beberapa contoh konten yang berseliweran di media sosial:
1. 'Agnes Mo Dibunuh di Mall", setelah dilihat dengan teliti ternyata informasi ini menuliskan terjadi pada tahun 2021, padahal sekarang sudah tahun 2023. Nalar kita yang kritis harus langsung memberi sinyal, ini berita hoaks. Karena bila benar Agnes Mo terbunuh pada tahun 2021, tentu beritanya sudah muncul di media resmi.
2. "Jenderal Sambio Bebas Dari Hukuman Mati", judul ini sangat provokatif, kita harus melihat Isi kontennya dengan teliti, ternyata isinya sama sekali tidak menyinggung masalah Jenderal Sambo terbebas dari hukuman mati, kesimpulannya ini hanya click bait.
3. 'Piala Sudirman Berhasil Diboyong ke Indonesia", ini jelas informasi yang keliru, karena kita sebagai penggemar bulutangkis tentu sudah mengetahui bahwa squad Indonesia terhenti di perempat final.
Masih banyak lagi, informasi dengan judul yang provokatif, terlebih menjelang Pemilu 2024, tentu makin banyak bertebaran informasi politik yang saling menjatuhkan caprese & cawapres yang dicalonkan.