Pada setiap agama tentu mengajarkan kita  untuk menolong sesama manusia. Namun mestikah kita mengingat-ingat kebaikan kita saat menolong orang tersebut? Misalkan, seorang teman yang sedang terpuruk, luntang lantung tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki tempat tinggal dan letih lesu karena sudah beberapa hari tidak makan, kebetulan kita bertemu dengannya, mengajaknya tinggal di kamar kost kita, memberinya makan dan mencarikannya pekerjaan. Lambat laun dia menjadi sukses, bahkan melebihi kondisi kita. Apakah kita lalu meminta balas jasa padanya? Apakah teman itu masih ingat saat dia terpuruk dan kita tolong? Layakkah kita mengungkit kisah lama, lalu mengingatkan jasa kita padanya?Â
Semua hal ini tidak perlu kita lakukan. Karena kita tidak perlu mengingat kebaikan yang pernah kita lakukan Karena sebagai manusia, kita diajarkan untuk berbuat baik, menolong sesama manusia. Itu saja, tetapi bukan untuk minta balasan atas kebaikan yang pernah kita lakukan.Â
Kebaikan atau sikap menolong itu suatu perbuatan, bukanlah sebuah hutang piutsng. Bila kita telah menolong seseorang, tidak selayaknya kita menuntut orang yang pernah kita tolong untuk kembali menolong kita. Bila kita menolong seseorang dengan prinsip hutang piutsng, kita pasti akan kecewa. Karena tidak semua orang yang pernah kita tolong akan mengingat kebaikan kita. Bila orang itu masih ingat bersyujurlah, tetapi bila orang itu melupakannya tidak perlu kita ungkit bahkan mengingatkannya kembali. Karena balasan atas kebaikan yang telah kita lakukan akan dilihat dan dicatat oleh Tuhan, jadi yang akan membalas setiap kebaikan kita adalah Tuhan, bukan orang yang telah kita tolong.Â
Jadi, menolonglah Secara Ikhlas, tanpa pamrih, karena Tuhanlah yang akan membalas setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Seandainya suatu saat kita jatuh ke dalam posisi paling lemah atau nenyakitkan, bersandarlah hanya pada Tuhan, jangan meminta balas jasa dari orang yang pernah kita tolong. Karena orang itu belum tentu mengingatnya,
 biarlah Tuhan yang akan menolong kita dengan caraNya sendiri. Ingatlah, berbuat baik atau menolonglah dengan tulus dan tanpa pamrih, agar kita tidak merasa kecewa.Â
Sebuah perenungan sederhana di suatu hari Minggu sore. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H