Kehidupan itu tidak selalu mulus. Benar kata orang bijak, hidup ini bagai roda, kadang diatas kadang dibawah. Jadi waspadalah waktu merasa jaya, tetap hiduplah secara sederhana, bukannya pelit, namun harus mampu menabung atau menyisihkan untuk dana cadangan.
Boleh membeli rumah, membeli kendaraan, karena hal ini termasuk kebutuhan pokok. Tapi tetap jangan lupakan pos cadangan. Yang akan berguna bila kita atau salah satu keluarga kita sakit, kecelakaan atau terkena pmutusan hubungan kerja (PHK).
Sejak berjangkitnya pandemi Covid-19 Pemerintah terpaksa melakukan PSBB atau PPKM dengan tujuan untuk mencegah penyebaran virus. Akibatnya banyak perusahaan yang terpaksa harus memotong gaji karyawannya bahkan melakukan PHK terhadap karyawan yang dinilai gaji terlanjur besar dan dapat digantikan dengan yang kurang berpengalaman namun mau digaji kecil setara UMR.
Kita tidak dapat menduga kapan kita divonis PHK atau masih dipertahankan. Karena biasanya keputusan PHK ditentukan oleh Pemilik bersama HRD. kita yang menerima vonis PHK hanya bisa pasrah, karena alasan melakukan PHK disebabkan perusahaan harus bertahan, maka sebagian karyawan terpaksa harus kena PHK guna perusahaan dapat eksis.
Karena dampak kemunduran bisnis secara skala nasional, menyebabkan negara berada di ranah resesi. Perusahaan harus menyelamatkan dirinya atau ikutan gulung tikar, entah itu perusahaan besar, menengah maupun UMKM.
Meskipun UMKM terkenal kebal resesi namun bukti menunjukkan banyak UMKM yang gulung tikar. Akibatnya karyawan harus mengalami derita terkena PHK. Beberapa perusahaan yang termasuk besarpun terkena imbas resesi, terpaksa melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya dan hal ini akan berdampak pada keluarganya. Apalagi bila sumber penghasilan hanya tunggal. Bila si pencari nafkah terkena PHK maka goyanglah kondisi keluarga.
Hanya mereka yang memiliki tabungan atau dana cadangan yang dapat bertahan dari 3-6 bulan. Bila kita tidak memiliki dana cadangan, begitu terkena PHK terpaksa harus berhutang hanya untuk hidup.
Maka beruntunglah kita yang mampu hidup secara sederhana meski saat pendapatan masih diperoleh tiap akhir bulan. Jadi, meski kita bergaji lumayan besar, boleh pergi berwisata, berburu kuliner, menjalankan hobi, asalkan pos dana cadangan masih diperhatikan.
Bila momok PHK akhirnya datang juga, kita dapat hidup dengan dana cadangan, tentunya harus mencoba mencari pekerjaan baru atau harus nenggali kemampuan. Entah berdagang, berkebun, bertukang, memasak atau hobi lainnya yang bisa produktif atau menghasilkan. Yang peñting jangan merasa gengai, pekerjaan apapun asal halal harus siap melakukannya.
Memang awalnya tidak mudah bagi kita yang berstatus karyawan, karena pada mulanya hanya menerima gaji tiap bulan, kini tidak ada gaji dan harus mengandalkan kemampuan.