Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Laksana Koran Bekas

17 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 17 Februari 2023   05:01 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koran bekas (sumber: kompas.com)


Bagi generasi Z koran cetak mungkin sesuatu yang langka. Meski masih ada tetapi sudah sangat langka.

Kalau dulu, saat acara tukar kado diminta kado dibungkus kertas koran bekas. Kini untuk mencari koran bekas sudah sangat sulit.

Sebagai penerbit koran Kompas, kelompok Kompas Gramedia bahkan mengalami penyusutan oplah. Bahkan kabarnya mencari pasokan kertas untuk bahan koran cetak sangat langka dan mahal  Pelanggannya banyak beralih ke Kompas digital  (e-paper) melalui kompas.com, induk dari Kompasiana.

Hidup manusia itu seperti kertas koran. Saat baru terbit, atau manusia saat muda, sangat peting. Dulu koran cetak  selalu dinanti kedatangannya tiap pagi untuk dibaca setelah sarapan.

Setelah selesai dibaca, saat keesokan harinya sudah terbit koran yang baru, status koran lama sudah menjadi koran bekas. Walau sering diperlukan anak sekolah untuk tugas kliping, tetapi kebanyakan hanya jadi kertas bungkus kado atau ditumpuk untuk dijual kiloan kepada pengumpul koran bekas. Bahkan banyak yang diberikan cuma-cuma kepada pemulung daripada memenuhi lemari.

Namun jangan salah, bila kertas koran bekas ini jatuh ke tangan seniman. Dia akan merendamnya hingga menjadi bubur kertas, lalu dibentuknya menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi.

Demikian pula dengan nasib manusia, bila masih muda sangat dipentingkan. Terbukti HRD hanya mencari karyawan berusia maksimal 45 tahun. Setelah berusia 55 tahun keatas meski masih produktif, hampir tidak ada HRD yang meliriknya. Seolah sudah tidak berguna dan kariernya sudah tamat.

Namun sebagai manusia berusia lanjut, jangan cepat menyerah. Talenta kita dimasa lalu pasti tetap berguna. Selalu bersemangat dalam menjalani hidup ini. Jangan hanya menanti kematian menjelang.

Semoga tulisan ini berguna dan memotivasi rekan-rekan senior. Kita masih bisa menyalurkan hobi kita, seperti menulis, melukis, berkebun maupun hobi lainnya yang produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun