Karena saya pernah bertugas beberapa bulan lamanya di Jawa Timur, maka saya tidak asing dengan kuliner Bakso Malang atau Bakwan Malang.
Bakso Malang adalah kuliner khas kota Malang berupa bakso urat, bakso halus, bakso goreng, siomay, tahu kukus & goreng dan pangsit goreng. Bakso Malang menggunakan bahan daging sapi atau ayam. Kadang diberi mie kuning atau bihun bila kita minta. Di Jakarta dan Tangsel juga masih mudah mendapatkannya.
Biasanya komponen Isi dari Bakso Malang ini diletakkan terpisah dengan kuahnya. Kuah Bakso Malang berasal dari rebusan daging. Warna kuah tampak bening. Ketika akan disajikan, semua komponen dimasukkan ke mangkok baru diguyur kuah. Lalu setelah dibumbui secukupnya, ditaburi bawang goreng. Rasanya gurih
Beberapa bulan belakangan ini di perumahan muncul pedagang Bakso Cuanki, ada yang menggunakan pikulan ada yang didorong dengan gerobak. Uniknya menggunakan suara kentongan dengan bunyi khas.
Karena penasaran saya oanggil penjualnya, dan saya tanya, Â apa sih Cuanki? Bakso, jawabnya. Tepatnya dapat uang (cuan) sambil jalan kaki, imbuhnya. Ternyata penjualnya asal Garut, dan Bakso Cuanki ini ternyata berasal dari Bandung.
Sepintas seperti Bakso Malang, namun komponennya lebih sederhana, yaitu bakso halus, siomay kukus & goreng dan tahu kukus & goreng. Tidak ada bakso urat, bakso goreng, pangsit goreng dan mie kuning / bihun.
Karena penasaran dengan rasanya, saya minta disiapkan satu porsi. Ternyata baksonya terbuat dari ikan tenggiri atau udang. Kuahnya agak keruh karena berasal dari kaldu dan komponen Isi direbus bersama kuahnya. Sehingga rasanya jauh lebih gurih.
Mana yang lebih Anda suka? Keduanya sama-sama bercita rasa gurih. Dan saya menyukai keduanya, khususnya sebagai kudapan di sore hari saat mendung atau habis hujan sebagai penghangat perut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H