Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahlah Kita Memilih Jalan Keselamatan?

28 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   05:02 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Natal (sumber: Kompas.com)


Tulisan ini berkaitan dengan peristiwa Natal, namun ditujukan kepada semua orang, tanpa membedakan agama yang dianutnya. Biarlah semua manusia memilih Jalan Keselamatan berdasar agama yang diyakininya.

Makna Natal adalah peringatan sebuah kelahiran. Kenapa harus dilahirkan Sang Penyelamat bagi manusia?

Karena kala itu, di tanah Yahudi, ahlak manusia sudah sedemikian rusak. saling membenci, saling nembunuh, saling menyakiti. Untuk menyelamatkan manusia, maka harus dihadirkan Sang Penyelamat.

Sang Penyelamat juga dilahirkan dari masyarakat biasa, bahkan dapat disebut miskin, karena hanya dari keluarga tukang kayu. Bukan dari keluarga hedon yang berlimpah kekayaan. Lahirnya juga hanya dikandang hewan, yang menyambut hanya para gembala. Bukan orang kaya yang menghadiahinya dengan emas dan permata.

Sudahlah saat merayakan Natal kita memaknai kesederhanaan yang ditunjukkan Tuhan? Mestikah kita merayakan Natal dengan pesta-pesta yang mewah? Rayakan Natal justru dengan hati yang bersih, dengan semangat cinta kasih, bukan dengan pesta dan hadiah yang membuat iri orang lain. Prinsip jalan keselamatan adalah mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri.

Sudahlah kita mengasihi  sesama manusia seperti kita nengasihi diri sendiri? Sudahlah kita membuang semua dendam, iri hati dan perasaan dengki kepada sesama kita? Yang paling dekat di dalam keluarga, sudahlah saling hormat dan saling nengasihi antara orang tua dan anak, antara kakak dan adik antara suami Dan isteri ? Apakah kita juga selalu berdamai dengan tetangga? Berdamai dengan kerabat yang tidak tinggal serumah? Juga saling menghormati terhadap sesama teman kerja? Tanpa membedakan siapa atasan dan siapa bawahan? Menegur dengan sopan dan tidak saling menyakiti.

Inilah jalan keselamatan yang harus kita maknai, menjauhi angkara murka dan mengutamakan cinta kasih, meski dengan siapapun. Yang berbeda agama, yang berbeda latar belakang pendidikan maupun yang berbeda strata ekonomi.

Kita semua adalah manusia, yang harus saling nengasihi. Semoga perayaan Natal kali ini mengingatkan kita akan makna dari Natal yang sesungguhnya. Bahwa jalan keselamatan itu adalah kasih.

Alangkah bahagianya hidup di dunia bila semua manusia hidup dalam suasana penuh kasih. Tidak ada angkara murka dan kebencian.

Ini adalah sebuah perenungan dari seorang manusia biasa, bukan tokoh agama dan bukan seorang fanatik agama tertentu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun