Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Dampak Rebahan

14 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 14 Desember 2022   05:12 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rebahan (sumber: indozone.id)


Saat dunia digoncang pandemic Covid-19, timbul larangan untuk keluar rumah, atau dihimbau tidak keluar rumah jika tidak memiliki keperluan yang sangat peting. Untungnya di Indonesia belum sampai menerapkan lockdown, hanya dilakukan pembatasan gerakan manusia, seperti PPKM dan PSBB. Bahkan waktu pembatasan gerakan manusia ini diterapkan, perusahaan sempat memberlakukan kebijakaanaan WFH (Work From Home), yang memindahkan aktivitas pekerjaan sehari-hari dari kantor ke rumah.

Rapat dijalankan secara virtual atau daring, akibatnya karyawan yang  tiap hari harus bergerak lincah mengejar bis kota, angkot atau Commuter Line, tidak perlu lagi menjalankan rutinitas ini.

Semua dikerjakan dari rumah, tidak ada atasan yang mengawasi secara langsung seperti saat bekerja di kantor, akibatnya bila pekerjaan sudah selesai, karyawan biasa bersantai dan yang sering dilakukan adalah rebahan di ranjang. Meski kadang-kadang masih menghadapi layar notebook, namun tidak duduk di meja kerja, bisa dilakukan sambil berbaring.

Celakanya lagi, sambil berbaring dan nonton televisi, masih ngemil, alias makan camilan atau makanan kecil, berupa snack, cookies dan sebagainya  bahkan ada yang mengkonsumsi makanan  berat, seperti mie siap saji, singkong goreng, ubi rebus.  Diperparah lagi gym yang biasanya terdapat di mall tutup, karena mallnya juga tutup. Akibatnya sudah banyak rebahan, banyak makan, tetapi tidak pernah berolahraga.

Gejala yang paling mudah dideteksi adalah terjadinya pelemahan otot, yang lama kelamaan menjadi pengecilan otot. Penumpukan lemak yang  terjadi karena banyak makan dan minim menggerakkan tubuh atau olahraga akan menyebabkan obesitas.

Kenapa dapat terjadi penimbunan lemak? Karena darah yang membawa gula, yang pada saat kita berolahraga merubah gula darah menjadi energi atau tenaga, karena kita tidak berolahraga, akibatnya gula darah ditimbun berupa lemak.

Aikvat obesitas, dapat menyebabkan tiga penyakit yang paling berbahaya bagi manusia, yakni:

1. Diabetes, kelebihan Kadar gula darah, yang menyebabkan penyembuhan luka lebih lama karena kadar gula tinggi, dengan gejala cepat haus, cepat lapar dan sering kencing.

2.Sakit jantung, karena penimbunan lemak yang berlebihan membuat pembuluh darah menjadi menyempit.

Karena otak tidak mendapat supplai  darah secara benar. Bila otak tidak mendapat supplai darah terjadilah stroke. Bila darah tidak mensupplai darah ke jantung, terjadilah penyakit jantung, dengan gejala nyeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun