Tetangga adalah manusia dalam lingkup terdekat dengan kita setelah anggota rumah kita sendiri. Keluarga, sanak saudara, sahabat karib bahkan teman kerja memiliki jarak yang cukup jauh. Entah beda jalan, beda kawasan, beda kota bahkan negara.
Oleh karena itu, yang paling dekat dengan kita bila mendapatkan musibah, baik, sakit, kecelakaan, kebakaran maupun kebanjiran yang paling cepat dapat menolong adalah tetangga.
Uniknya hubungan kekerabatan antara tetangga di kota metropolitan makin berjarak, entah karena harus pergi ke  tempat kerja terlalu pagi, pulang kerja terlalu malam, maupun kesibukan lain ciri khas kota besar. Untungnya kekerabatan ini masih terbilang baik pada sebuah kota kecil atau pedesaan.
Untuk itu perlu menyingkirkan sifat ego dari masing-masing individu agar dapat menciptakan iklim bertetangga yang kondusif. Ada beberapa hal yang harus dipatuhi agar kekerabatan bertetangga ini dapat berjalan dengan mulus.
Do
Pertama kali kita bahas, hal-hal yang sebaiknya diterapkan dalam membina kekerabatan bertetangga:
1. Berperan sertalah dalam kegiatan yang melibatkan tetangga, paling tidak dalam lingkup kelurahan atau RT / RW, seperti gotong royong, kerja bakti, siskamling, pemilihan umum, perayaan Hari Kemerdekaan atau ulang tahun desa, kenduri atau kematian.
Jangan selalu berupaya menghindar dengan alasan sibuk, lelah atau tidak selevel, lalu mengutus ART, sopir, petugas keamanan atau orang bayaran untuk mewakilinya.
Justru aneka kegiatan ini yang dapat saling mengakrabkan antar tetangga, bahkan dapat saling mengenal karena hampir tidak pernah bertemu muka.
2. Terapkan 3S (Salam, Sapa, dan Senyum) dengan tetangga meski belum berkenalan secara resmi. Kita dapat saling memberikan salam saat sedang olahraga pagi, berangkat ke tempat kerja, pulang kerja saat menemui tetangga yang sedang berada di luar rumah, entah sedang bersantai, berkebun maupun mencuci kendaraan.