Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Sudaji, Buleleng Bali yang Pernah Diinapi Menparekraf

9 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:08 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buleleng (sumber: tempatwisatadibali.info)

Sebagai pemula (pioneer) desa wisata, desa Sudaji pernah mendapat kunjungan dari  Menparekraf Sandiaga Uno, bahkan sempat tinggal di desa ini.

Kegemaran Sandiaga adalah lari pagi sebelum sarapan. Stafnya telah mensurvei jalan, untuk lintasan larinya. Mengetahui hal ini Zanzan justru mengajaknya ke jalur  alam, seperti melewati bendungan dan sawah. Lari pagi bersama anak-anak juga anjing yang menjadi pemandu jalan, karena sudah biasa diajak lari oleh Zanzan.

Karena Sandiaga pernah tinggal di desa Sudaji, maka saat Kementerian Parekraf mengadakan lomba desa wisata, desa Sudaji disarankan mengikutinya. Desa Sudaji berhasil masuk 50 besar dari 3.400 desa yang mengikuti lomba.

Kegiatan lain dari komunitas binaan Zanzan adalah menyelamatkan lingkungan dari sampah. Sampah tumbuhan dipisahkan dari sampah plastik. Sampah tumbuhan menjadi sampah organik, sedangkan sampah plastik dikirim ke pencacah untuk menjadi benda seni. Zanzan juga mempelopori penuangan ecoenzym ke sungai. Serta mulai mencoba melakukan ternak kuda selain sapi.

Anak-anak diminta mengumpulkan sampah plastik tiap minggu, yang tiap kgnya ditukar dengan beras.

Desa Sudaji yang dulunya banyak menghasilkan rambutan, kini beralih ke duren. siapa tahu nani duren Sudaji suatu saat sanggup bersaing dengan duren Monthong. Desa Sudaji memiliki keistinewaan di bidang pertanian dengan topografi yang luar biasa,  tanah yang subur, juga memiliki banyak subak, sebagai fasilitas pengairan sawah. Bahkan desa Sudaji mampu memanen beras tiap 6 bulan. Sampah tumbuhan dan hewan menjadi pupuk. Tidak pernah menggunakan pupuk dari bahan kimia. Semuanya masih dikerjakan dengan tangan, meski tidak anti teknologi.

Jadi, di desa wisata jangan mencari kemewahan, tetapi kembalilah ke alam. Harapan Zanzan dapat merubah desa Sudaji dari desa digital menjadi devi atau desa virus / viral yang menularkan kebaikan kepada desa-desa lain di seluruh Indonesia.

Di tengah dan akhir webinar sempat diputarkan video keindahan desa Sudaji. Yuk kesana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun