Perjalanan dari bandara Iskandar di Pangkalan Bun ke Kumai, lalu ke Tanjung Puting. Sambil menunggu izin masuk, melihat UMKM yang mengerjakan mangrove dan nipah Untuk memasuki Taman Nasional Tanjung Puting untuk orang asing dikenakan beaya masuk  500 ribu Rupiah per orang. karena Gana masih warga negara Indonesia tidak dikenakan beaya masuk.
Kapal atau perahu klotok adalah kapal yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Didalamnya terdapat kamar tidur dengan toilet yang memiliki dua jenis fasilitas air, air bersih untuk mandi dan air sungai untuk menyiram  toilet. Kapal Klotok dilengkapi rompi pebyelamat. Selain awake kapal juga terdapat juru masak yang menyiapkan makan pagi, siang dan malam.
Karena berada di kapal sudah siang, pertama kali mendapatkan makan siang berupa ikan, tempe mendoan dan semangka.
Sepanjang menyusuri sungai banyak orang hutan yang nampang. Di Tanjung Puting justru orang hutan yang melihat manusia  Selain itu menemukan nangka hutan. Satwa yang dijumpai selain orang hutan adalah bekantan, buaya dan beruang madu.
Yang perlu diperhatikan adalah serangan nyamuk, jadi harus minta kelambu yang baik guna menghindari serangan nyamuk.
Makan malam juga disediakan di dalam kapal, sambil menyaksikan kunang-kunang yang beterbangan di malam hari.
Hari kedua
Setelah makan pagi di kapal klotok, harus segera menuju pondok Tanggui dan Camp Leakey untuk memberi makan orang hutan  Waktu memberi makan orang hutan dari jam 9-14. Kondisi di pondok Tanggui sedang banjir sehingga harus melepas sepatu tetapi tisikonya digit semut
Camp Leakey adalah lokasi terbesar di Taman Nasional Tanjung Puting yang disiapkan oleh orang asing. Disini terdapat seekor orang hutan jantan paling besar bernama Tom.
Karena orang hutan ini dibiarkan hidup di alam bebas, mereka seenaknya bercinta dihadapan pengunjung. Waktu bercinta lama sekali sehingga orang hutan betina berteriak, tetapi tidak ada yang berani menolong karena bila orang hutan sedang verahi sangat agresif.
Hari ketiga