Pada era 1980-an saya pernah menulis buku tentang komputer, tepatnya cara penggunaan aplikasi perangkat lunak di komputer. contohnya: WordStar, Lotus, Quatro Pro dan lain-lain. Karena saya mempunyai teman yang bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (KKG), maka saya diarahkan menemui seorang  Editor buku komputer yang berada dibawah PT. Elex Media Komputindo.Â
Saat itu PT. EMK memang dikhususkan untuk menangani buku komputer, kalau novel dan lain-lain langsung ditangani oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Namun sekarang PT. Â EMK sudah lebih luas lagi cakupannya, tidak khusus pada komputer saja.
Karena saya diarahkan ke individu yang tepat, saya ingat, saya langsung bisa mencetak 3 buku, yaitu PFS:File, PFS:Graph dan PFS:Write. Saya hanya menyerahkan naskah buku saya di media disket, tanpa dicetak. Nyamannya buku yang  diterbitkan oleh Penerbit, penyuntingan kalimat dan kata dilakukan oleh Editor.Â
Penulis tinggal menyunting yang salah saja untuk diperbaiki. Masalah tata letak, disain cover, pencetakan hingga pemasaran dilakukan oleh Penerbit. Tiap 6 bulan saya tinggal menerima royalty, Dan karena buku-buku saya cukup laku dipasarkan, akibatnya saya telah menulis dan menerbitkan hingga 20 judul buku, Â baik yang diusulkan oleh saya sebagai penulis maupun yang diusulkan oleh Editor.
Saya dapat produktif, karena saat itu saya masih menjadi pengajar di sebuah kursus komputer. Jadi menulis buku, berdasarkan persiapan materi pengajaran.
Meski saya sering merasa sakit hati karena buku saya pernah di fotocopy lalu doerjual belikan di kampus-kampus. Namun saya tidak melakukan upaya hukum, karena berbagi ilmu itu suatu perbuatan baik.
Setelah makin banyak  orang yang mengenal dan mengerti komputer, dan saya makin sibuk dengan karier saya, saya mulai berhenti menulis buku. Hanya sekali-kali menulis artikel komputer di media cetak, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, majalah Info Komputer dan lain-lain.
Tahun 2000-an saat marak orang membuat blog, saya bergabung dengan blog keroyokan Kompasiana. Saya banyak menulis mengenai wisata dan kuliner. Banyak tulisan saya terserak dan terkumpul di blog Kompasiana saja.Â
Ketika ketemu dengan Pak Thamrin Dahlan pensiun polisi yang mengelola Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, beliau menyarankan tulisan saya yang satu genre bisa dibukukan. YPTD akan menyiapkan cover nya, dan mencetak 5 buku secara gratis serta menguruskan ISBN.Â
Untuk tata letak dan penyuntingan harus penulis siapkan sendiri. Lalu bila bukunya ingin dipasarkan, saya harus merogoh kocek sendiri untuk beaya mencetak buku atau memasarkan dengan sistem 'open PO' (Pre Order). Inilah bedanya menerbitkan buku sendiri. Saya baru menerbitkan 4 buku, buku mengenai Covid dan Wisata Virtual yang terhimpun di Kompasiana, dan 2 buku tentang humaniora yang terhimpun di situs YPTD.