Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Curhat pada Teman Selevel

6 Juli 2022   10:47 Diperbarui: 6 Juli 2022   10:59 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi (sumber: hellosehat.com)

Bila Anda sedang gundah , entah karena karier mentog atau prestasi kerja tidak maju-maju, tentu paling enak melakukan curhat. Biasanya curhat dilakukan saat istirahat rehat kopi atau makan siang atau saat ngrumpi di warung kopi.

Curhat paling seru adalah bila dilakukan dengan teman kerja selevel, karena dapat dilakukan dengan bebas, dan tanpa kekawatiran apapun. Anda dengan bebas menyatakan sulitnya berjualan, sulitnya menghadapi calon pelanggan / pelanggan yang rewel dan menawar terlalu rendah, pesaing yang selalu muncul dengan harga yang lebih kompetitif serta produk yang susah dipasarkan.

Bila Anda berbincang dengan teman kerja selevel, yang kebetulan prestasinya sama, Anda seolah mendapatkan pembenaran, tidak merasa ada yang kurang dan memang pasar sedang turun. Sebenarnya berbincang dengan teman kerja selevel ini kurang tepat, karena Anda tidak akan termotivasi hanya memperoleh pembenaran saja.

Berbeda halnya bila Anda berbincang dengan teman kerja yang selalu mencapai target atau supervisor atau manager. Saat Anda berkeluh kesah, Anda akan mendapatkan motivasi dan pengarahan, bahkan kiat,-kiat untuk memecahkan masalah Anda.

Demikian pula halnya, bila status Anda masih sebagai mahasiswa / pelajar, bila curhat saat waktu istirahat, bertemulah dengan teman yang lebih pandai, Anda akan bisa bertanya tentang teori atau soal yang Anda kurang mengerti dan Anda akan memperoleh bimbingan, tentunya bila teman Anda tidak pelit. Bila Anda berbincang dengan teman selevel, Anda hanya akan menerima pembenaran bahwa dosen / guru kurang jelas menerangkannya atau soalnya memang terlalu sulit.

Dalam bidang asmarapun, bila Anda sedang putus cinta, janganlah curhat dengan teman yang juga sedang patah hati atau jomblowan / jomblowati. Anda tidak akan bisa move on dari masalah Anda. Berbeda bila Anda berbincang dengan orang yang keluarganya harmonis atau pasangan yang berhasil, Anda pasti termotivasi dan dapat segera move on karena melihat kebahagiaan yang mereka tampilkan.

Memang berbincang dengan teman tidak selevel tampaknya kurang bebas dan ada perasaan pakewuh, namun Anda harus melakukannya tentunya tidak perlu terlalu sering agar tidak mengganggu privasi mereka, terlebih bila dengan atasan di tempat kerja, agar Anda tidak terjebak ke motif cari muka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun