Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet

25 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 25 Mei 2022   06:52 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cacar monyet (sumber: hellosehat.com)

Setelah pandemi virus Corona melandai, muncul issue virus hepatitis akut, lalu baru-baru ini muncul berita masuknya virus cacar monyet (monkey pox).

Konon kabarnya virus ini sudah terdeteksi di Batam, artinya virus ini masuk dari luar Indonesia.

Kabarnya virus ini berasal dari manusia yang mengalami infeksi saat berinteraksi dengan binatang pengerat, seperti primata dan tikus  dan lainnya. Lalu menimbulkan penyakit langka yang ditularkan oleh virus.

Bagaimana cara penularannya? Manusia yang terkena kasus penyakit ini, dapat menulari manusia lainnya bila ludahnya memercik kepada manusia lain, cairan pada pasien mengenai manusia lain, dan luka pada kulit penderita disentuh manusia lain.

Gejala manusia yang terpapar virus cacar monyet ini adalah sakit kepala, demam, nyeri otot, pembengkakan pada kelenjar getah bening, hilangnya nafsu makan dan munculnya bintil-bintil disekujur badan. Dan penyakit ini akan hilang gejalanya setelah 2-4 minggu.

Bagaimana untuk menghindari terpapar penyakit ini? Melakukan vaksinasi bila bepergian, menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan, memasak makanan hingga matang, menghindari kontak fisik dengan penderita dan segera memeriksakan diri ke dokter bila mendeteksi gejala diatas.

Dampak lanjutan dari penyakit cacar monyet ini adalah infeksi mata hingga kebutaan, gangguan pernafasan, hingga infeksi paru-paru, infeksi pada luka karena bakteri, radang otak, hingga 1-10% kematian.

Kabarnya 23 kasus telah dideteksi di Singapura, bahkan di Belgia sudah dilakukan lockdown guna mencegah peningkatan  keterpaparan virus ini, jadi harap tingkatkan kewaspadaan, salah satunya dengan jangan bepergian bila tidak terlalu penting. Dan selalu kenakan masker guna menghindari percikan ludah dari penderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun