Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Etika Lebih Bermanfaat Dibanding Matematika

24 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 24 Mei 2022   06:40 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dulu ketika saya kuliah sekitar tahun 1970-an ada mata kuliah Etika, entah mata kuliah itu sekarang masih ada atau sudah tergerus disrupsi.

Mata kuliah Etika ini mengajarkan tentang moral yang harus dijalankan oleh mahasiswa yang telah lulus dalam dunia kerjanya. Ilmu ini mengajarkan perlunya moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Salah satu topik bahasan yang saya ingat adalah budaya antre, yang mengajarkan kepada kita untuk mengelola waktu dengan bijak. Bila ingin berada di antrean depan, datanglah lebih awal dari lainnya. Bila datang lebih lambat harus rela menunggu lebih lama karena berada pada antrean tengah atau belakang.

Tetapi justru saya melihat sendiri, orang tua yang mengajarkan anaknya untuk tidak antre dengan jujur, anaknya yang berdiri di antrean belakang diteriaki supaya menerobos antrean dengan alasan memiliki keperluan penting lainnya, atau titip kepada temannya yang berada di jalur antrean depan sehingga harus diteriaki oleh pengantre lainnya.

Budaya antre mengajarkan pandai mengelola waktu juga disiplin tinggi. Menghormati hak orang lain yang datang lebih awal. Juga melakukan kegiatan yang berfaedah selama menunggu, misalnya membaca atau menulis artikel.

Anak juga belajar sabar untuk mencapai tujuannya, harus melalui proses terlebih dulu. Anak dapat bersosialisasi dengan anak lain selama antre. Belajar tentang rasa malu bila menyerobot antrean.

Selain pelajaran Etika ini sudah tidak diajarkan lagi, orang tua bahkan mengajarkan anaknya untuk tidak beretika. Memarahi anaknya yang tidak mau menyerobot antrean atau berikhtiar untuk curang agar bisa menyusup diantara antrean. Hal ini yang menjadi dasar tindakan korupsi, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, misalnya menyuap.

Di Jepang, anak-anak diajarkan untuk memahami antre, termasuk menunggu lampu merah berubah ke hijau, serta menolong dan menghormati lansia atau orang yang lebih lemah.

Untuk menjadi pintar Matematika anak hanya perlu dilatih selama 3 bulan, sedangkan untuk dapat memahami budaya antre perlu melatih selama 12 bulan. Dan dalam masyarakat di dunia kerja Matematika hanya digunakan oleh sebagian anak saja, mereka yang sebagai scientist atau ahli finansial, lainnya mungkin menjadi waiter, dokter, ahli hukum, seniman, yang jarang berkaitan dengan matematika.

Bila di sekolah atau kampus sudah meniadakan pelajaran Etika, sebaiknya orang tua yang justru mengenalkan etika kepada anak-anaknya. Jadilah orang yang beretika, meski sangat pandai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun