Segera saya melakukan pemesanan tiket agar tidak kehabisan tiket. Karena Teater Koma ini sudah punya pelanggan tetap yang fanatik, tiap kali menonton ketemunya penonton yang itu-itu juga.
Sebelum acara dimulai, kita selalu menerima katalog yang berisi jalan cerita dan pemerannya. Ternyata satu orang kadang berperan lebih dari satu peran, khususnya yang bukan peran utama. Durasi acara berkisar 3 -4 jam dengan jedah 30 menit untuk istirahat. Saat istirahat, penonton dapat buang air kecil atau membeli kudapan dan minuman yang dijajakan di sekitar arena pertunjukan.
Tanda agar penonton segera masuk cukup unik berupa gong. Penata musik memainkan latar belakang musik secara live, pemain kadang masuk dari sisi tempat duduk penonton tetapi lebih sering dari panggung. Aksesori/ properti panggung ditata sedemikian apik, dengan mekanik ataupun manual. Yang manual, dibawa pemain saat masuk ke dalam panggung maupun saat keluar panggung.
Biasanya pada akhir acara seluruh pemain naik ke panggung dan memberi hormat kepada penonton. Penonton yang merasa puas sering memberikan  tepuk tangan sambil berdiri.
Saat pandemi Teater Koma sempat beberapa kali menyajikan pertunjukan secara virtual melalui laman zoom. Tetapi geregetnya beda dibandingkan saat pertunjukan live.
Semoga saat pandemi sudah menjadi endemi, pertunjukan teater bisa kembali beraksi.
Teater Koma meski sudah menjual tiket masuk cukup mahal, namun mereka masih sangat tergantung dari sponsor. Bila tanpa kehadiran sponsor mungkin tiket masuk bisa lebih mahal lagi. Kalau dibandingkan dengan teater lain dengan tiket masuk yang lebih murah, Teater Koma memerlukan biaya mahal karena properti dan kostum yang lebih bagus.
Bagi Anda yang belum pernah menyaksikan teater, sekali-kali menontonlah. Meski kadang harga tiket masuk lebih nahal dari tiket masuk biokop.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H