Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Z Ingin Kerja di Jerman?

12 Maret 2022   19:53 Diperbarui: 13 Maret 2022   10:37 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawat (sumber: konsultasipendidikan.com)

Bagi Anda yang masih muda, yang termasuk generasi Z dan ingin bekerja di luar negeri atau tepatnya di Jerman, ada kabar gembira bahwa Jerman sangat membutuhkan tenaga perawat.

Pada sesi Koteka Talk berjejuluk  "Peluang Menjadi Perawat di Jerman & Sekilas Oberbayern". Telah menghadirkan narasumber Asep Somantri, dari KJRI Frankfurt dan Chaeriyah Buhrer. Acara dipandu oleh Ony Jamhari langsung dari Bogor.

Koteka Talk kali ini berkolaborasi dengan Poltekkes Kupang dan dihadiri sekitar 100 peserta.

Asep Somantri (dok: Koteka)
Asep Somantri (dok: Koteka)

Sebagai narasumber pertama, Asep Somantri mempresentasikan tiga hal, yaitu tentang KJRI Frankfurt, situasi Keperawatan di Jerman, dan kebutuhan tenaga kerja perawat di Jerman.

Di Jerman, Pemerintah Indonesia diwakili oleh KBRI di Berlin, KJRI di Hamburg dan Frankfurt. Yang fungsinya mendorong kerja sama ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan kesehatan. kJRI Frankfurt meliputi 6 negara bagian di Jerman Tengah dan Selatan yang mencakup 51% dari total wilayah Jerman.

Negara Jerman dikenal sebagai produsen mobil Mercedez Benz, Audi dan Opel. Saat ini memiliki tingkat kelahiran terrendah ketiga di G7. Menariknya jumlah warga usia lanjut terus bertambah, saat ini sudah bertambah 15% dan diprediksi pada 2030 akan bertambah hingga 30%.

Namun warga lanjut usia ini rentan terhadap virus, jadi diperlukan kesiapan ketersediaan tenaga keperawatan. Persoalan makin memburuk dengan adanya pandemi, sengga Jerman harus nengimpor perawat. Kebutuhan saat ini 50.000 perawat dan diproyeksi akan mencapai 300.000 perawat.

Hal ini terbukti terjadi kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan kerja. Terjadi kelangkaan tenaga kesehatan, pencari kerja lebih sedikit dibandingkan lowongan kerja yang ada. Kekosongan yang terjadi justru menjadi peluang bagi Indonesia. Saat ini pertambahan jumlah tenaga kesehatan di Jerman tumbuh signifikan, sekitar 2,1%.

Pemerintah Jerman melalui sistem G to G telah memiliki program Triple Win untuk menutup kekosongan ini dengan merekrut dari negara lain berupa kerja sama yang telah ditanda tangani oleh 5 negara, yakni Indonesia, India, Hersa Govena dan lainnya, untuk mendatangkan perawat yang sudah terlatih. Untuk itu dilakukan program pelatihan selama 3 tahun.

Perekrutan melibatkan Pemerintah, rumah sakit di Jerman dan perawat sendiri, tentunya termasuk pelatihan bahasa.

Bagi yang tertarik, kualifikasinya sangat sederhana, yaitu pria atau wanita, usia 18 tahun, tidak harus memiliki pengalaman kerja juga tidak ada persyaratan bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun