Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dulang Dollar Berkat Internet

11 Maret 2022   06:30 Diperbarui: 23 Maret 2022   23:11 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dollar (sumber: medium.com)


Benarkah judul tulisan ini? Bukanlah internet itu memerlukan kuota yang harus dibeli dengan uang bukan dengan kertas koran?

Semula saya juga kurang percaya, namun sejak pandemi dimana kita dipaksa lebih banyak di rumah, saya mencoba membuktikan hal ini. Yang paling gampang saya mendekati anak teman saya yang sudah lulus dari Universitas, Jurusan Informatika. Anak ini tidak pernah melamar pekerjaan sejak lulus kuliah, tetapi orang tuanya sering bingung karena anak ini sering mengirimkan dana melalui transfer Bank tiap bulan. Katanya dia baru saja menerima gaji, padahal teman saya tidak pernah melihat anaknya pergi bekerja, bahkan seharian asyik saya di depan notebooknya.

Anak ini bukan bekerja dengan sistem WFH (Work From Home) yang sedang tren saat pandemi sedang meningkat. Ternyata dia seharian di depan notebook itu juga bekerja, bukan sekedar bermain komputer. Ternyata pekerjaannya adalah membuat game komputer, anak ini telah dikontrak oleh sebuah perusahaan pengembang  game komputer di Jepang. Jadi berdasar kontrak kerjanya, anak ini harus membuat module game komputer dari seluruh game komputer yang disepakati. Tiap tanggal yang telah disepakati atau tenggat waktu (deadline), anak ini harus mengirimkan hasil pekerjaannya melalui internet. Dan perusahaan itu akan menggabungkan semua module yang dibuat orang berbeda, di lokasi berbeda, lalu tiap bulan perusahaan itu mentransfer gaji yang dijanjikan di dalam kontrak kerja.

Hebatnya, gaji yang dijanjikan itu dibayar dalam satuan mata uang US Dollar. Pantas anak ini bisa mentransfer dana ke rekening orang tuanya, meski seakan-akan anak ini tidak bekerja.

Menurut pengakuannya, anak ini membuat module game komputer dengan bahasa pemrograman C++ yang dikuasainya.

Selain teman anak saya yang berhasil mendulang dollar melalui internet, ada lagi teman yang menjadi YouTuber. Memang dia belum sekaliber Rafi Achmad, Paula Verhoffen, Atta Halilintar atau Rica Ricis yang menjadi 'The Crazy Rich' melalui konten-konten YouTube yang dibuatnya. Menurut pengakuan teman saya untuk mendapatkan fee atau istilah kerennnya ad sense dari You Tube, seseorang harus minimal memiliki 1.000 subscriber dan 4.000 watch time. Menurut pengakuannya, dia membuat konten sederhana yang bermanfaat bagi penggemar kanal YouTube nya, sehingga sekarang dia sudah memiliki Tim Kreatif. Tim Kreatif membantu nya dalam pra produksi hingga paska produksi. Yang termasuk pra produksi adalah casting, konsep, brainstorming dan skenario. Sedangkan paska produksi meliputi pengisian suara, sound mixing, editing dan publishing.

Karena kanal YouTube nya telah memenuhi syarat mendapatkan ad sense, maka setiap ada penggemar yang menonton kontennya, dia akan menerima ad sense dari You Tube.

Aplikasi yang memberikan fee selain You Tube, adalah Tik Tok, InstaGram dan Podcast. Tik Tok dan InstaGram banyak dimanfaatkan oleh para influencer guna mempengaruhi follower nya, kadang dibayar dollar kadang Rupiah , tergantung perusahaan yang menggunakan jasanya. Sedangkan podcast (webcast) yang boleh dikatakan berhasil, tergantung minat pemirsanya, untuk entertainment contoh Deddy Corbuzier, politik Denny Siregar, Ade Armando dan Rudy S. Kamri.

Selain itu saat inI orang juga dapat mendulang dollar dari bermain game esports. Esports makin populer sejak masuk ke salah satu cabor pada Asian Games. Esports atau Electronic Sport adalah olahraga yang memiliki fanbase tinggi seperti halnya sepak bola dan bulu tangkis.

Jenis-jenis esports adalah Dota 2 (Mobile Legends), First Person Shooter, Battle Royale dan Fighting Card Battle.

Pemain eSports biasanya juga mengurung diri dan berlama-lama di depan komputer, dan mereka yang mampu menguasai dan menjadi kampiun dapat mendulang dollar. Esports tidak digemari oleh remaja dan anak-anak saja, orang dewasapun juga gemar memainkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun