Banjarmasin, Ibukota Kalimantan Selatan.
Kenapa harus bermacet ria di jalur Puncak? Kita dapat terbang keTiba di Banjarmasin langsung ke daerah Gambut untuk menikmati nasi itik, tersedia juga nasi ikan haruan nasi ampedal (ampela) dan lain-lain.
Menuju kota Banjarmasin, kita dapat  makan siang di tepi sungai, menu gangan kepala patin, patin dan udang sungai goreng, telor ikan patin goreng dengan sambal limo khas Banjarmasin.
Kita dapat mengenal perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melalui Museum Wasaka, dengan semboyannya yang terkenal 'Waja sampai ka puting'.
Sore harinya menikmati bebek panggang ala Banjar. Kita dapat menikmati Mie Bancir ayam kampung Khas Banjar untuk makan malam. Bila perut kita masih sanggup dapat mencicipi lontong khas Banjar dengan lauk ikan haruan, ayam, telur itik dan lain-lain.
Hari ke 2 kita menuju kota Martapura, mulai dengan sarapan di Kedai sarapan, menikmati nasi kuning ikan haruan, ketupat Kandangan, aneka wadai (kue Khas Banjar) seperti: batil, lupis, kokoleh, putu mayang dan lain-lain.
Bagi yang hobi mengkoleksi batu alam, dapat mengunjungi Pasar Batu Martapura.
Tiba waktunya makan siang dengan mencoba haruan baubar (haruan bakar polos), haruan bekulak (haruan bakar dengan sisik), papuyu bakar, jelawat tim, mandai (kulit cempedak), pais (aneka pepes) sayur Banjar dan lain-lain.
Kembali ke Banjarmasin, kita dapat mampir ke pabrik lampit, produk khas Kalimantan Selatan.
Sore harinya dapat menikmati kudapan khas Banjar, jengkol tailala.Makan malam dapat menikmati nasi bungkus daun pisang Atau bila masih muat, dapat mencoba sate biawak, yang memiliki khasiat menghaluskan kulit.
Sebelum terbang kembali ke Jakarta, sempatkan subuh sekitar jam 4.00 pagi menuju Pasar Terapung Lokbaintan. Kita dapat menikmati pemandangan yang khas kota Banjarmasin, pasar di sungai, penjual menjajakan dagangannya diatas perahu. Selesai menikmati pasar terapung Lokbaintan, kita dapat menyesap kopi  atau teh dan aneka wadai di Kelotok.