Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gereja Tugu dan Budaya Portugis di Jakarta

26 Februari 2022   15:13 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:19 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Tugu (sumber: okezone.com)

Banyak orang bertanya-tanya koq ada kampung Betawi yang didominasi orang Betawi yang beragama Kristen. Padahal orang Betawi biasanya mayoritas beragama Muslim.

Kampung Betawi ini karena mayoritas warganya beragama Kristen, maka terdapat beberapa gereja selain gereja Tugu.

Festival yang paling ramai adalah mandi-mandi dan rabo-rabo yang saling menorehkan bedak di wajah sebagai tanda memberikan maaf.

Ternyata orang Betawi di Kampung Tugu, Semper, Jakarta Utara berasal dari kaum Mardijkers atau Portugis Hitam yang semula adalah tentara Portugis dari keturunan India dan budak Afrika.

Saat Portugis kalah dari Belanda di Malaka, mereka menjadi tawanan perang dan dibuang ke Batavia. Mereka bisa bebas dengan syarat mau ganti agama dari Katolik ke Kristen Protestan. Mereka yang bebas lalu menyusuri sungai dengan perahu mencari kawasan baru yang jauh dari Batavia. Ditemukanlah kawasan Tugu yang dulu masih berupa hutan.

Mereka kemudian beranak pinak, karena awalnya mereka gemar bermusik Portugis (fado) lalu membuat alat musik dari kayu. Karena bunyinya "crong crong" musik mereka kemudian dikenal sebagai keroncong Tugu, yang pernah mendapat anugerah AMI.

Sementara penamaan Tugu masih kontroversial, ada yang mengatakan berasal dari penggalan kata "por-tugu-ese', tetapi ada yang mengatakan berasal dari prasasti raja Purnawarman dari Tarumanegara yang berbentuk tugu yang pernah ditemukan disana.

Untuk menuju kampung tertua di Jakarta ini, cukup mudah, di Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara, tempat yang banyak peti kemas dan mobil container lalu lalang.

Gereja Tugu yang sekarang didominasi warna merah, pernah berpindah tiga kali, karena hancur, dibakar saat terjadi Geger Pecinan 1740, dan yang sekarang yang didirikan 1748. Gereja dengan arsitektur bergaya Eropa ini banyak menggunakan pilar. Jendela kaca patru serta lonceng masih asli. Sebelum gereja ini dibangun orang harus beribadah di Gereja Sion. Area gereja ini juga diperuntukkan untuk sekolah, penakaman dan rumah pendeta.

Saat ini gereja Tugu bernama Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB).

Kampung Tugu juga merupakan daerah asal kuliner gado-gado yang merupakan campuran berbagai sayur, juga ada pindang serani dan pisang udang. Kuliner terakhir ini harus dicari di Kampung Tugu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun