Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ganti Daging Hewani ke Daging Nabati demi Kesehatan

15 Februari 2022   21:36 Diperbarui: 15 Februari 2022   21:46 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagi para penggemar daging hewani, baik ayam, sapi maupun daging hewani lainnya, waspadalah karena penyakit mengintai kehidupan Anda. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging hewani adalah obesitas, hipertensi. stroke, gagal ginjal, dan diabetes.

Sulawesi Utara dianggap memberikan konstribusi obesitas terbesar bagi Indonesia yang menduduki  peringkat 10 besar dunia obestitas, sebab warganya penggemar semua daging hewani. Agar terhindar dari penyakit, orang harus hidup sehat, dengan mengganti pola makan berbasis nabati, baik vegan maupun flextarian atau mengurangi makanan tinggi lemak & gula, dengan memoerbanyak mengkonsumsi sayur dan rajin berolah raga.

Dengan program "#swapyourmeat" atau ganti dagingmu, para pemakan daging hewani diharapkan untuk mengganti daging hewani dengan daging nabati. Green Rebel, sebuah industri startup di bidang teknologi pangan pertama di Indonesia selama ini telah memproduksi daging, ayam, dan keju nabati.  

Produknya merupakan alternatif daging sapi & ayam berbasis nabati dengan cita rasa Asia dengan rasa, aroma dan tekstur seperti daging. Dibuat oleh para chef, ahli gizi, dan ahli teknologi pangan untuk memberikan nutrisi optimal, dengan jejak karbon yang minimum.

Dengan pemakan daging hewani berubah ke daging nabati, diharapkan terjadi revolusi pangan sehat & ramah lingkungan di Indonesia, dengan cita rasa nusantara.

Produk harus terbuat dari 100% bahanalami yang tinggi protein, kaya serat, rendah lemak dan bebas kolesterol, serta bebas  pengawet gula putih.

Konsumen dapat memilih ayam nabati yang terbuat dari kedelai non-GMO, daging sapi nabati yang terbuat dari jamur shiitake, protein. sayur utuh yang terbuat dari jamur dan plant-based cheese, yang terbuat dari beras organik,kentang, dan kacang mede lokal.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pola makan berbasis nabati dapat menurunkan resiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kanker, menjaga berat ideal, meningkatkan kesehatan mental dan sistem imun.

Para penggemar ayam woku dan tinoransak dapat menikmati kuliner kegemarannya yang bebas kolesterol, tinggi protein dan serat dengan menggunakan daging nabati.
 
Dengan beralih ke vegan atau flextarian, Anda dapat menjaga kesehatan, pola makan berbasis nabati juga dapat menjaga kelestarian lingkungan. Dengan mengkonsumsi makanan berbasis nabati hanya sekali dalam sehari, seorang manusia dapat menghemat rata-rata 4,200 liter air, lahan ternak, dan mengurangi emisi karbon individu sampai dengan 85%.

Semoga dengan mengubah daging hewani ke daging nabati, Indonesia dapat keluar dari peringkat 10 obesitas tertinggi di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun