Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kado untuk Ibu

4 Januari 2022   16:19 Diperbarui: 4 Januari 2022   16:21 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mungkin tulisan ini agak sedikit terlambat bila dikaitkan dengan peringatan Hari Ibu Nasional,  yang diperingati tiap tahun pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini dipilih karena pertama kalinya diselenggarakan konggres wanita di Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, kita harus menghormati dan menyayangi Ibu kita. Namun rasanya kado untuk Ibu tidak harus diberikan saat peringatan Hari ibu saja, seperti yang diperoleh teman saya saat hari Ibu yang lalu.


Ya, dia mendapat kejutan dari putrinya yang sudah berusia 12 tahun. Siang itu saat teman saya beristirahat sehabis memasak  untuk menyiapkan makan siang, tiba-tiba putrinya dengan keponakannya menghampiri dia. Putrinya membawa rangkaian balon bertuliskan "Happy Mother's Day", sedangkan keponakannya membawa sebuah kue taart. Lalu putrinya mengucapkan selamat Hari Ibu dan berterima kasih atas kasih sayangnya selama dia lahir hingga bertumbuh. Dan tak lupa putrinya memberi hadiah sebuah tas tangan cantik. Teman saya sangat merasa surprise dan sangat terharu saat menceritakan peristiwa kejutan ini.

Memang seperti yang saya baca dalam beberapa artikel, hadiah untuk ibu dapat berupa aksesori. seperti anting, cincin, gelang atau kalung emas; pakaian, tas, voucher belanja,  paket berlibur, bunga, atau tanaman hias,
Tetapi almarhum ibu saya tipe orang yang sangat sederhana, setiap  diberikan hadiah dia malah marah, dan mengatakan bila saya terlalu royal dan membuang-buang uang. Padahal hadiah yang saya berikan sederhana dan tidak terlalu mahal.

Memilih hadiah untuk ibu memang sulit, dibelikan tas, dia jarang membawa tas, kecuali bila menghadiri pesta yang jarang dilakukannya. Diberikan kado aksesoris, Ibu juga hanya menyimpannya dibrankas, karena saking sederhananya, saya tidak pernah melihat Ibu mengenakan aksesoris pada saat menghadiri pesta, kecuali pada saat adik saya menikah. Diberikan pakaian, Ibu juga jarang memakai pakaian dengan mode terbaru, Ibu cukup puas dengan pakaian seadanya. Apalagi dibelikan paket berlibur dan voucher belanja, Ibu jarang bepergian dan belanja. Ibu lebih senang belanja di pasar tradisional yang selalu memakai uang tunai. Apalagi tanaman hias atau satwa peliharaan, Ibu tidak memiliki hobi disini. Diberi kado bunga, pasti disebut pemborosan karena Ibu Bukan tipe romantis. Bingung khan ?

Memang sebuah kado yang istimewa tak harus mahal atau mewah. Kita dapat memberikan sesuatu yang sederhana tetapi sangat disukai oleh ibu. Sementara Ibu sedemikian sederhananya sehingga tidak diketahui apa yang paling disukainya.

Karena kesederhanaan Ibu, akhirnya saya jarang memberikan kado untuk Ibu. Namun suatu hari, bukan pada hari Ibu, saya membawakan Ibu, sebuah makanan, tepatnya sebuah kue.
Ya, saya tahu Ibu sangat suka makanan, maka saya membelikan sebuah kue jadul, kerstkrans, kue tesep Belanda dengan potongan kacang almond di dalamnya.
Karena sudah dibeli dan terhidang, Ibu tidak marah, hanya sedikit mengomel, katanya sebenarnya tidak perlu.
Selanjutnya saya jarang memberi kado karena kawatir dengan omelannya, saya hanya memberikan uang untuk biaya hidupnya di hari tuanya. Karena ayah sudah meninggal lebih dulu, sedang Ibu tidak memiliki pemasukan uang, meski Ibu bisa saja menggunakan uang tabungannnya.

Kerstkrans (sumber: steemit.com)
Kerstkrans (sumber: steemit.com)

Sekarang ibu sudah meninggal dunia, tak ada lagi kebingungan dalam memilih kado, namun saya bersyukur sudah memberikan yang terbaik baginya, sudah mengikuti segala petuahnya, semoga beliau damai di dunianya yang baru. Inilah sedikit pengalaman memberikan kado bagi seorang ibu yang sangat sederhana, dan selalu marah bila mendapatkan kado yang dinilainya menghambur-hamburkan uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun