Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tradisi Makan Ronde

21 Desember 2021   20:11 Diperbarui: 21 Desember 2021   20:24 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronde (sumber: kompas.com)


Hari ini 21 Desember 2021 karena termasuk kalender kabisat, maka tradisi ini maju sehari. Biasanya lebih sering dilakukan pada tanggal 22 Desember, di Indonesia bersamaan dengan hari ibu.
Sebagian besar orang Tionghoa atau keturunannya di seluruh dunia kebanyakan merayakan festival Dongzhi ini. Dongzhi artinya merayakan datangnya musim dingin.

Orang Tionghoa merayakan empat musim, yaitu musim semi (Imlek), musim panas (bakcang atau perahu naga), musim gugur (mooncake) dan musim dingin (Dongzhi).

Semuanya dirayakan dengan suatu reuni keluarga, pada festival musim dingin mereka makan wedang ronde bersama. Di masa lalu atau di keluarga yang masih menjujung tinggi tradisi, mereka mempersiapkan sendiri ronde bersama-sama. 

Mereka menyiapkan makanan dari bahan tepung ketan yang dibentuk bulat besar dan kecil, dengan warna yang mencolok seperti putih, merah / jingga, hijau, ungu dan kuning. Dua warna yang terakhir jarang dibuat di Indonesia.

Yang bulatan besar biasanya didalamnya berisi kacang, sedang yang bulatan kecil tidak berisi. Bulatan besar dan kecil ini disajikan dengan kuah air gula panas bercampur jahe. Makanan ini sangat cocok untuk menghangatkan tubuh di musim dingin. Wedang ronde ini aslinya disebut Tangyuan (bola ketan). 

Orang biasanya mengambil jumlah ronde sesuai umurnya, bulatan besar identik dengan 10. Jadi bila Anda berusia 37 tahun, di mangkok Anda isikan dengan 3 bulatan besar dan 7 bulatan kecil. Masalah warna tidak ada aturannya, hanya supaya menarik maka dibuat warna warni.

Karena dibuat dan disantap bersama, makna makan ronde ini adalah keutuhan dan kekompakan keluarga.

Sekarang pada hari biasa, orang juga bisa makan wedang ronde, karena wedang ronde sudah menjadi santapan penghangat badan di waktu malam. Penjual wedang ronde biasanya menambahkan kolang-kaling dan kacang, juga menjual bandrek, serbat dan wedang roti.

Selamat merayakan festival Dongzhi bagi yang masih merayakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun