Asisten Rumah Tangga) ? Begitu diskusi diantara para Kompasianer saat admin Kompasiana mengangkat tema ini menjadi Topik Pilihan.Â
Masihkah kita membutuhkan ART (Berapa gaji kita dan isteri / suami agar dapat menggaji seorang ART? Hal ini bila kita sebagai karyawan biasa bukan level manager atau direksi. Itupun bila kita menggaji ART dengan patokan UMP. Atau kita menggaji dibawah UMP karena ART ikut makan tiga kali sehari bersama keluarga kita?
Bagi yang suami dan isteri bekerja tentu membutuhkan ART. Sedangkan bagi yang suami saja yang bekerja, rasanya terlalu mewah bila masih memiliki seorang ART. Kebanyakan lrbih memilih gotong royong dikerjakan sendiri.Â
Dan menetapkan hari Sabtu / Minggu / libur sebagai hari kerja bersama membereskan urusan rumah, seperti mrmbersihkan rumah, mencuci dan menyeterika pakaian.Â
Selain gaji lebih baik dialokasikan untuk anggaran keperluan lain, bahkan memiliki investadi, privasi, juga banyaknya pengalaman sulit mendapatkan ART yang cocok.Â
Apalagi pada masa pandemi kemasukan orang luar, sepertinya cukup berbahaya. Mau di karantina saat baru datang dari desa / kampung, mau di karantina dimana? Berbeda bagi mereka yang memang tergolong "yhe crazy rich" karena memiliki rumah lebih dari satu, sehingga bisa melakukan karantina di rumah yang tidak ditempati.
Nah, bagi keluarga yang terpaksa harus memilki ART, karena suami dan isteri bekerja dan keduanya memilki karier yang baik, maka memiliki ART sudah sepatutnya.Â
Atau bagi isteri di rumah yang memiliki bisnis daring baik memiliki toko di market place ataupun toko daring sendiri yang memerlukan bantuan seorang ART untuk penyiapan pengiriman (packing dan delivery), perlu menahami kiat-kiat dalam memilih ART.
1. Tentukan preferensi
Apakah memiliki seorang ART muda, setengah baya atau tua? Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Memilih yang muda, kuat tetapi bisa berbahaya bagi keharmonisan keluarga, bila sang suami genit. Juga harus siap bila ART pacaran dan suatu hari minta berhenti untuk menikah. Setengah baya, sering minta izin pulang ke desa / kampung dengan alasan anaknya sakit. Sedangkan yang tua, kekurangannya seing sakit-sakitan dan lamban.