Menarik sekali hukum ketenagakerjaan yang diterapkan di Portugal baru-baru ini. Sepertinya hukum ini juga perlu diadopsi di Indonesia.Â
Masalahnya banyak pemilik usaha atau atasan (boss) yang berpikir salah, bahwa karyawan bawahan harus selalu menurut kata atasannya, bila mereka masih mau bekerja di tempat kerjanya sekarang. Karena mereka berprinsip, sangat mudah mencari karyawan baru, karena masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan. Â
Sebenarnya sikap ini salah, karena integritas tiap orang itu berbeda. Juga biasanya karyawan lama lebih berpengalaman daripada karyawan baru yang harus lebih banyak dilatih.Â
Hal ini lazimnya terkait notifikasi di luar jam kerja, karyawan lama yang umimnya sudah memiliki keluarga hampir dipastikan membutuhkan waktu pribadi untuk keluarganya.Â
Berbeda dengan karyawan baru yang masih belum berkeluarga, sehinggq bila ada notifikasi di luar jam kerja, ayo saja. Meski sebenarnya karyawan barupun tetap membutuhkan waktu-waktu pribadi.
Sebagai seorang atasan hendaknya menyadari kepentingan waktu pribadi bagi karyawannya, karena sebagai manusia normal, pasti ada saja keperluan pribadi yang biasanya dikerjakan di luar jam keja.Â
Jadi bagi seorang atasan, hanganlah sering-sering mengganggu waktu bawahannya di luar jam kerja, termasuk hari cuti yang sudah disetujui atau hari libur resmi.Â
Meskipun banyak karyawan  yang tidak membantah, namun bukan berarti pasti bisa, mungkin saja bawahannya tidak menolzk, karena takut dianggap melawan perintah atasan.Â
Karena hak atasan terhadap bawahan seharusnya berlaku sebatas jam kerja saja. Jafi, bila perintah itu masih bisa ditunda sebaiknya diberikan esok hari pada jam kerja, atau msksimal hanya sebagai notifikasi agar tidak lupa, dan selayaknya dikerjakan pada jam kerja.Â
Kecuali ada pekerjaan khusus yang dapat berdampak bahaya, misal ada bahan kimia yang harus ditutup agar tidak bereaksi dengan lingkungan, yang dapat menyebabkan kebakaran atau berbahaya bagi lingkungan bila terhirup oleh warga di lingkungan, maka perintah ini boleh diberikan di luar jam kerja dan harus dilaksanakan segera.
Seorang pemilik usaha dan atasan yang bijak harus berlaku sebagai pemimpin, bukan sekedar boss. Banyak pemilik usaha atau atasan yang belum memahami beda boss dan pemimpin.
Seorang pemimpin itu, akan:
1. Memberikan pengarahan kepada bawahannya, bukan memerintah, dan dilakukan pada waktu yang tepat.
2. Menghormati dan dihormati bawahannya, beda dengan boss yang ditakuti bawahannya.
3. Mengambil alih pekerjaan atau tugas, bila bawahannya tidak sanggup atau tidak dapat mengerjakannya, beda dengan boss yzng hanya bisa memerintah.
4. Memberi saran pada bawahannya dan tidak hanya bisa menkrtik, memarahi bahkan mencaci maki bawahannya.
5. Merangkul bawahannya (tidak selalu dalam arti harafiah) dan tidak menjaga jarak dengan bawahannya.
6. Melibatkan dirinya bersama bawahannya dengan konotasi "kita" dan tidsk pernah mengatas namakan dirinya sendiri (saya atau sku).
Dengan demikian bika anda adzlah pemilik usaha atau atasan, jadilah pemimoin, jangan bersikap sebagsi boss.Â
Percayalah, anda akan memimpin usaha dengan lebih baik, tentunya dengan menghormati wqktu-waktu privasi bawahan Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H