Sabtu 25 September 2021, Koteka, Komunitas Traveler Kompasiana  mengundang Dubes LBBP RI Oslo, H.E. Prof. Todung Mulya Lubis, S.H., LLM. untuk membagikan informasi seputar situasi pandemi di wilayah kerjanya.  Sedangkan admin Koteka, Gana Stegmann di Jerman akan berbagi pengalamannya backpacking selama 5 hari di Oslo, Norwegia selama pandemi, menggunakan kartu vaksin digital. Simak disini.
Koteka talk 54 kali ini mengusung tema "Situasi Pandemi di Norwegia dan Islandia, Sekilas Oslo". Acara ini dipandu oleh Ony Jamhari dari Koteka.
Todung Mulya Lubis, kelahiran Tapanuli Selatan, masa kecilnya sekolah di Jambi dan Pekanbaru, lalu mengambil S1 di Fakultas Hukum Universiras Indonesia. Menyelesaikan program Masternya di Amerika Serikat. Berkarir sebagai pengacara bisnis dan aktif di Ikadin. Membagikan ilmunya sebagai dosen di Universitas Indonesia, Atmajaya dan Uinversitas Sumatera Utara. Dikenal sebagai tokoh Hak Asasi Manusia, sehingga dipilih menjadi Duta Bessr di KBRI Oslo yang membawahi Norwegia dan Islandia.
Sekilas Norwegia
Norwegia, adalah sebuah negara Nordik di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat yang berbatasan dengan Swedia, Finlandia, dan Rusia. Pantainya yang berada di Samudra Atlantik Utara dan Laut Barents adalah lokasi dari fyord terkenal. Ibu kota: Oslo dengan populasi penduduk 5.4 juta orang.
Norwegia adalah negara yang sangat menjunjung tinggi lingkungan hidup, tinggal di Norwegia sangat nyaman karena udara bersih. Hal ini disebabkan Norwegia memanfaatkan energi sebanyak 98% dari hydropower, meski negara ini merupakan produsen minyak tetapi hasil minyaknya diekspor. Hasil penjualan minyak diinvestasikan sehingga dikenal sebagai negara kaya. Norwegia dapat survive selama pandemi karena kekayaannya dari hasil minyak.
Selain itu, Norwegia juga dikenal sebagai negara paling demokratis, dengan kasus korupsi paling kecil, dan orang-orang di Skandinavia ini dikenal sangat bahagia.
Warga Indonesia di Norwegia pada umumnya bekerja di perusahaan minyak, digital, ikan, enerji dan aqua culture. Mahasiswa banyak studi di Norwegia, banyak yang tidak balik ke Indonesia karena gaji tidak ada perbedaan, antara orang lokal dan orang asing, juga terdapat persamaan gaji pria dan wanita.Â
Sistem cuti di Norwegia berbeda dengan Indonesia, ayah dan ibu mendapat cuti bila ibu melahirkan anak, akibatnya banyak mahasiswa Indonesia setelah lulus yang menikah dengan orang Norwegia. Biaya sekolah gratis, jadi bila orang Indonesia ingin kuliah di Norwegia hanya memikirkan biaya hidup meski biaya hidup mahal, tapi asal berani berhemat bisa mencukupi. Misal sanggup memasak sendiri.Â