Asep bersama tiga temannya sesama fakultas sedang mengikuti magang di sebuah perusahaan textile di Jawa Barat. Kerena keempatnya dari fakultas teknik jurusan lingkungan, maka mereka ditempatkan di bagian pengelolaan limbah pabrik.Â
Limbah yang paling banyak diolah adalah limbah cair yang berasal dari pencelupan kain. Air limbah ini harus diproses terlebih dulu sebelum boleh dibuang ke sungai.
Suatu hari hujan lebat turun, orang-orang pabrik memanggil mahasiswa magang untuk membantu mereka membuang air limbah ke sungai.Â
Mumpung airnya deras, dan debit air tinggi sehingga warna air limbah yang keruh tidak terlihat mencolok karena tercampur dengan air hujan dan air sungai. Anak muda yang masih idealis, begitu melihat aksi yang dilakukan orang-orang pabrik sangat terkejut dan terbengong-bengong.
"Ini pelanggaran, pak," protes Asep.
"Perusahaan ini bisa ditutup bila ketahuan membuang limbah sembarangan," menyusul Zai.
"Sudah anak-anak diam, ini perintah direktur. Kodenya 'cinta tanah air', artinya limbah harus dibuang ke tanah atau ke air saat hujan lebat," kata pak Sam, kepala divisi pengolahan limbah.
"Tidak bisa pak, maaf ini pelanggaran berat," tegas Asep. "Kami akan menghubungi atau menghadap direktur."
"Nak, pengelolaan limbah itu mahal, kami harus melakukan penghematan, agar perusahaan memperoleh keuntungan, agar penghidupan kami bisa berlanjut."
"Bapak-bapak egois, apakah Bapak-bapak menyadari bahaya penyakit yang akan diderita warga di sekitar sungai yang mengkonsumsi air sungai untuk keperluan hidup mereka," timpal Acil.