Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Semarang, Soto Akulturasi

11 September 2021   16:01 Diperbarui: 11 September 2021   16:03 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Semarang (dokpri)

Pernah berkunjung ke Semarang? Bila Anda pernah berkunjung ke Semarang pasti pernah merasakan segarnya Soto Semarang. Soto ini sangat sederhana dan tampaknya biasa-biasa saja, namun disajikan dengan asesories yang lengkap sehingga menjadi menggugah selera. 

Sotonya sendiri hanya berupa semangkok nasi putih dengan soun dan suwiran daging ayam, yang diguyur dengan kuah kaldu, warnanya bening, dan ditaburi sekedri dan bawang goreng. Apa istimewanya? 

Keistimewaan Soto Semarang justru pada asesoriesnya, ada tempe goreng,sate kerang, sate daging, sate hati ampela, sate telur puyuh, tahu bacem, tempe bacem, telur, perkedel dan aneka pilihan potongan daging sapi, paru, limpa, usus dan babat goreng yang dipotong tipis dan disiram kecap. Juga tersedia kerupuk putih dan kerupuk gendar. Disini serunya, menikmati semangkok soto segar, hangat dengan asesories yang lengkap.

Bila Anda suka pedas, dapat ditambahkan sambal. Supaya lebih segar dapat dikucuri potongan jeruk nipis.

Di kota Semarang meski banyak penjual soto, namun ada tiga penjual soto yang disebut legenda, tiap pagi yang ingin menyantap soto pasti sudah mengular, bahkan yang datang terlambat rela berdiri menunggu pelanggan terdahulu selesai menyantap sotonya. Ke tiganya adalah:

1. Soto Bokoran, dikawasan Jl. Plampitan.

2. Soto Selan, dikawasan Jl. Depok.

3. Soto pak To, dikawasan RRI Semarang Jl. Pandanaran.

Bila saya sedang berkunjung ke Senarang, pasti jam 5.00 pagi sudah dijemput teman-teman saya agar tidak kehabisan. Hanya Soto Selan yang sudah membuka cabang di Jakarta (Jl. Pintu Air), namun karena kecepatan jasa kurir di masa pandemi ini juga banyak yang menawarkan "Open PO" kuliner khas Semarang ini.

Sejarah Soto Semarang

Menurut beberapa catatan sejarah, konon kabarnya soto berasal dari Tiongkok. Karena di Tiongkok terdapat jenis makanan yang dalam dialek Hokkian disebut "cau do" atau "jao to" atau "chau tu", berupa makanan berkuah dengan isi jeroan babi dengan bumbu rempah-rempah.

Akulturasi budaya antara bangsa Tiongkok dan Jawa, menunjukkan bahwa soto mulai dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke 19 dan karena penduduk pulau Jawa sudah banyak yang memeluk agama Islam, maka daging yang digunakan  diganti menjadi daging ayam, sapi dan kerbau. 

Pantai utara Jawa memiliki beberapa daerah yang terkenal dengan sotonya meski citarasa sudah berbeda, seperti Soto Semarang, Soto Kudus, dan Soto Pekalongan (tauto). Soto Pekalongan paling menonjol perbedaanya karena mencampurkan soto dengan tauco.

Soto diperjual belikan dengan cara dipikul atau menggunakan gerobak masuk ke pemukiman penduduk dengan menggunakan mangkok kecil dan sendok pendek. 

Soto ternyata juga meluas ke luar pulau Jawa, seperti Soto Medan, Soto Padang, Soto Banjar dan Coto Makassar yang citarasa sudah disesuaikan dengan daerah masing-masing.

Soto juga cukup mudah disiapkan sendiri di  rumah untuk makan pagi. Tinggal siapkan nasi putih, suwiran ayam, soun, seledri, daun bawang dan bawang goreng. 

Sebagai kuahnya siapkan kuah bening berkaldu dengan bumbu rempah-rempah seperti kunyit, daun salam, daun jeruk, serai, merica dan garam. Cara penyajian boleh mencampurkan nasi dan kuahnya atau secara terpisah.

Sudah pernahkah Anda menikmati segarnya Soto yang cukup banyak ragamnya di nusantara? Ayo cobalah, pasti Anda akan menyukainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun