Tahun ini, 2021, pandemi Covid-19 masih mendera dunia, termasuk Indonesia. Bulan Agustus adalah bulan sakral bagi bangsa Indonesia yang selalu dirayakan dengan penuh kegembiraan, karena sejak 17 Agustus 1945 Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Nah, karena tahun ini masih pandemi, komunitas Ketapels, sebuah komunitas yang menghimpun para Kompasianer yang berdomisili di kota Tangerang Selatan dan sekitarnya terpaksa mengadakan perayaan pitulasan di rumah saja. Ketapels menantang warganya untuk menuliskan review kuliner dari sebuah UMKM Kuliner dengan nama Kochikochikin.
Karena masih suasana pandemi dan diberlakukannya PPKM, maka saya tidak bisa dine in di Kochikochikin. Melainkan kuliner harus dipesan untuk di ambil dan disantap di rumah atau di kirim melalui jasa pengantaran Go Food / Grab Food. Bahkan wawancara dengan Rizky, pemilik Kochikochikin harus dilakukan secara virtual melalui WA.
Kochikochikin
Gerai Kochikochikin masih baru di belantara bisnis kuliner, baru saja dibuka sejak Juli 2021 dengan memanfaatkan rumah orang tua di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Rizky yang pernah tinggal di Jepang yang tentunya sangat paham meracik kuliner Jepang terbersit ide untuk memadukan kuliner dengan cita rasa Jepang dengan cita rasa Indonesia agar pas di lidah orang Indonesia.
Setelah produk ditentukan, Rizky dan isterinya memikirkan mereknya agar mudah dikenali. Rizky yang pernah tinggal di kota Omiya, memilih nama, Kochikochikin, yang artinya adalah “disini tersedia ayam”, yaitu ayam goreng karaage ala jepang.
Menu andalan Kochikochikin adalah Karai Chikin Karaage, yang memadukan ayam goreng karaage khas jepang dengan sambal cita rasa indonesia. Bagi yang menyukai sambal yang lebih nendang disediakan sambal super pedas. Setelah Product dan Place, Rizky mulai menyiapkan Price. Kuliner ini mau dijual dengan harga berapa. Agar pas di kantong pada era pandemi maka harga dipatok pada 22.000 Rupiah. Cukup pas di kantong untuk harga sebuah kuliner Jepang
Target yang disasar Kochikochikin adalah anak muda, keluarga muda, dan anak kecil karena anak-anak lebih suka dengan menu teriyaki chikin karaage karena manis gurih. Juga orang dewasa yang penasaran dengan cita rasa jepang, seperti karyawan kantor dan keluarga di komplek-komplek sekitar Ciputat dan tentunya mahasiswa UIN.
Karena masih era pandemi, Kochikochikin sementara hanya melayani pesan antar (delivery) dan take away saja. Kochikochikin buka tiap hari dari jam 10.00 hingga 21.00, khusus PPKM hanya sampai jam 20.00. "Karyawan kami selalu menggunakan masker dan sarung tangan, selalu tersedia hand sanitizer untuk pembeli dan penjual, sebisanya kami mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan," jawab Rizky saat ditanya layanan yang diterapkan selama era pandemi.
Untuk sektor promosi, Kochikochikin juga pernah memberikan minuman gratis atau potongan harga pesan antar 10.000 Rupiah. Lalu untuk merangkul penggemar daging sapi, juga ditambahkan menu Karai Bifu Yakiniku berupa nasi dan daging sapi slice ala Jepang dengan saus rasa pedas orisinil maupun super pedas. Cita rasa teriyaki juga tersedia untuk daging sapi, dengan nama Teriyaki Bifu Mayo, semuanya hanya dibanderol 28.000 Rupiah.
Mau tambah topping? Juga tersedia telur mata sapi, sambal pedas, sambal super pedas, keripik pangsit, dan mayonnaise dengan menambah hanya 1.500-3.000 Rupiah.
Mencoba sendiri cita rasa Kochikochikin
Kemarin siang, saya menerima antaran paket Kochikochikin berupa Teriyaki Bifu Mayo dan Sakusaku Chikin.
Teriyaki Bifu Mayo adalah nasi dan daging sapi slice ala Jepang dengan saus teriyaki mayo yang manis pedas. Sedangkan Sakusaku Chikin adalah Ayam Karaage mini bertabur bubuk keju pedas. Rasa dagingnya yang lembut dan saus teriyaki mayo terpadu dengan pas, dikemas melalui paket rice bowl, manis dan gurihnya mencuat, campuran bawang dan jahenya terasa. Selanjutnya saya mencicipi ayam karaage dengan potongan kecil yang dikemas dengan kantong kertas putih, sensasinya rasa gurih pedas karena ditaburi bubuk keju pedas.
Kesimpulan setelah mencicipi dua menu Kochikochikin ini sangat puas dengan paduan cita rasanya. Terlebih dengan harganya yang pas di kantong. Jadi tak perlu jauh-jauh ke Jakarta bila kangen pada kuliner Jepang. Karena di Ciputat, Tangerang Selatan sudah ada Kochikochkin.
Mengakhiri wawancara singkat kami, Rizky menyampaikan "Pandemi bukan berarti kita tidak boleh berusaha, karena rezeki sudah diatur oleh Allah SWT, kami berusaha ikhtiar, tawakal , inshaAllah semua ada jalannya."
Yuk, mumpung libur 17an, kita pesan menu-menu Kochikochikin untuk merayakan 17an di rumah saja.
Tangerang Selatan, 17 Agustus 2021
@sutiono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H