Koteka, komunitas traveler Kompasiana, seperti biasa tiap akhir pekan mengajak kita jalan-jalan. Kali ini ke Bulgaria, sebuah permata tersembunyi di Semenanjung Balkan. Sebagai nara sumber seorang diaspora di Pegunungan Pirin-Rila, di lembah Razlog, Bulgaria yang juga co- founder Great (Gerakan Kerelawanan International) yang lahir di Indonesia, Ismi Novia Fidosheva. Sebagai moderatotr Muslifa Aseani, ketua Koteka yang menggantikan  Ony Jamhari yang sedang memiliki kesibukan lain, guna memandu acara Koteka  Talk ke-45 membahas tentang "Situasi Pandemi di Bulgaria dan Sekilas Permata Tersembunyi di Semenanjung Balkan."
Ismi  Novia, wanita kelahiran Blora, namun ber-KTP Salatiga ini, telah keliling dunia sebagai volunteer, akhirnya memutuskan sejak tahun lalu  untuk menetap di Bulgaria, setelah dipersunting seorang pria Bulgaria. Diakuinya, Ismi masih terus belajar bahasa Bulgaria, baru bisa mengeja dan sedikit mendengar. Wanita yang saat ini aktif di tiga Lembaga Swadaya Masyarakat secara pro-bono, adalah sarjana Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret, pernah  studi lanjut di Spanyol dan Inggris. Sejak Desember 2019-2022, Ismi terpilih menjadi chairman Great. Great, adalah gerakan untuk membantu daerah yang akan tenggelam, spesifiknya kota Pekalongan. Ismi memilik hobi gowes dan karaoke.
Sejak muda senang berkegiatan sebagai volunteer, sehingga sudah berkunjung ke banyak negara sejak 2014 pada proyek-proyek Unesco, Erasmus dan lain-lain, salah satunya ke Bulgaria, negara tempat Ismi menetap sekarang.
Bulgaria dan pandemi
Bulgaria sebagai negara dengan total penduduk 7 juta orang, atau 64 orang per km2. Pada saat pandemi, terpapar sekitar 423.000 kasus, kematian 18.000 orang dan sembuh 397.000 orang, atau 10% dari negara-negsra EU.
Sempat diterapkan lockdown pada awal pandemi, namun sekarang warga sudah bisa berkumpul di bawah 10 orang. Bila keluar kota pada saat tidak ada larangan bepergian, masih bisa dilakukan. Pendatang atau turis masih diizinkan datang asal memakai masker dan mampu menunjukkan hasil test negatif atau sedang tidak terpapar virus.
Sekilas tentang Bulgaria.
Hal pertama yang harus diketahui bila Anda ke Bulgaria adalah sikap yang berlawanan dengan kebiasaan di Indonesia, yaitu anggukan artinya tidak / menolak, sedangkan menggeleng artinya ya / setuju.
Negeri ini cukup memiliki banyak tradisi dan masih memegang teguh tradisinya. Ada semacam tradisi berkurban, tetapi dilakukan sebagai ucapan syukur, misal setelah selamat dari kecelakaan, mereka berkorban tiap tahun. Juga ada tradisi seperti nyadran dan sidak sinten sepeti di jawa. Sebagai negara yang masih menjaga tradisi, terdapat hari saling memaafkan dengan mengelilingi api unggun, lalu saling memaafkan.
Tradisi tolak bala tiap tanggal  1 Februari dengan mengenakan busana khusus, yang disebut "kukeri". Satu bulan berikutnya, tiap tanggal 1 Maret ada tradisi yang disebut "Baba marta" yaitu melepaskan burung kuntul, sebagai tanda memasuki musim semi dan meninggalkan musim dingin. Juga ada tari Horo yang dilombakan tiap tahun.
Sebagai negara tertua di Eropa, di Bulgaria terdapat artefak vampire di Laut Hitam, yang ditemukan pada 700 tahun yang lalu.
Kuliner khas Bulgaria adalah salad Bulgaria  dengan warna sesuai warna bendera Bulgaria. Juga yoghurt yang sangat sehat karena tidak mengandung gula.