Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan yang Sama, Hasilnya Bisa Beda

30 Mei 2021   15:47 Diperbarui: 30 Mei 2021   15:48 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menangkap pesan (sumber: semutmsnis.wordpress.com)

Sebuah pesan yang sama, belum tentu memberikan hasil yang sama. Orangtua selalu ingin berniat adil pada anak-anaknya. Adalah seorangtua miskin yang memiliki dua anak. Sebelum meninggal dunia, orangtua ini memberikan pesan kepada kedua anaknya.

Bunyi pesan itu, pertama, janganlah pernah menagih uang yang pernah engkau pinjamkan kepada siapapun. Kedua, bila bekerja jangan sampai tubuhmu tersengat panas matahari.

Setelah kedua anaknya menangkap dengan jelas, kedua pesan tersebut, Tak lama kemudian orangtua tersebut menghembuskan badass terakhirnya..

Setelah menguburkan jenasah orangtuanya dengan layak, kedua ansk ini berpisah untuk bekerja sesuai passion-nya masing-masing. Kebetulan keduanya sama-sama berdagang hanya pada kota berbeda, sehingga keduanya jarang bertemu.

Setelah sepuluh tahun berlalu, kedua anak ini bertemu, Kondisi keduanya sangat berbeda, anak pertama sangat miskin, sedang anak kedua kaya raya. Keduanya akhirnya saling menceriterakan pengalaman hidupnya.

Ternyata keduanya adalah sama-sama anak yang berbakti kepada orangtuanya. Keduanya memegang, mengingat dan menjalankan pesan orangtuanya.

Anak pertama, patuh pada pesan orangtuanya untuk tidak pernah menagih hutangnya pada siapapun. Jadi saat berdagang, is hanya menerima uang dari orang-orang yang membayar hutangnya. 

Bila pelanggannya tidak membayar hutangnya, is tidak pernah menagihnya. Lama kelamaan modalnya tergerus dan bangkrutlah usahanya.  

Karena ia hanya memiliki sepeda motor, maka tiap kali pergi ke dan pulang dari  toko, is terpaksa naik taksi, agar tubuhnya tidak tersengat sinar matahari, sehingga pengeluaran membengkak, hal ini yang makin mempercepat kepailitannya. Ia sudah mematuhi pesan orangtuanya, kenapa is harus bernasib sial?

Giliran anak kedua menceritakan pengalamannya, iapun memegang, mengingat dan menjalankan pesan orangtuanya. Saat berdagang, is sama sekali tidak memberikan pinjaman atau hutang kepada pelanggannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun