Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Sahur untuk Mohon Ampun

1 Mei 2021   03:56 Diperbarui: 1 Mei 2021   03:57 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi sahur (sumber: idntimes.com)

Pada bulan Ramadan saat umat muslim menjalankan ibadah puasa, lazimnya sebelum menjalani puasa melakukan makan sahur sebelum subuh. Pernahkah Anda mengetahui rahasia yang terkandung pada tradisi makan sahur?

Bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat manusia. Bulan Ramadan dipercaya sebagai bulan saat terkabulnya semua doa yang dipanjatkan kehadirat Allah. Itulah sebabnya Anda tidak sekedar melakukan makan sahur saja, namun Anda harus mengetahui amalan khusus dalam bulan Ramadan.

Sahar adalah waktu singkat menjelang fajar, sekitar 15-30 menit saja. Contohnya, bila subuh jam 4.30, maka sahar berkisar antara jam 4.00-4.30. Dan seluruh aktivitas pada waktu ini disebut sahur. Itulah sebabnya makan sahur harus dilakukan saat sahar, bukan pada malam hari atau setelah selesai sholat tahajud. Karena bila Anda makan sebelum waktu sahar itu tidak dapat disebut makan sahur.

Menurut kitab suci Al Qur'an surat ke 51 ayat 18 tertulis adanya tawaran ampunan atas doa yang telah Anda lakukan. Jadi lakukanlah permohonan ampun dan tobat pada waktu sahar. Karena permohonan ampun ini dapat dilakukan bersama, maka setelah selesai makan sahur Anda dan keluarga (dengan isteri dan anak-anak) dapat berkumpul untuk bersama-sama mohon pengampunan atas dosa- dosa yang telah diperbuat.
Sebagai kepala keluarga, Ayah atau suami dapat mengawali minta maaf kepada isteri dan anak-anaknya, misal mengatakan "Ayah mohon maaf karena belum berhasil menjadi suami yang baik, mungkin hari ini hari terakhir dalam kehidupan ayah. Mohon ampuni semua kesalahan ayah."

Permintaan maaf seorang suami atau ayah ini dapat dilanjutkan oleh ibu atau isteri untuk minta maaf pada suami dan anak-anaknya "Pa, mama minta maaf banyak salah dan belum mampu menjadi isteri yang baik. Anak-anak, mama belum berhasil menjadi ibu yang baik, mungkin ini menjadi hari terakhir dalam kehidupan mama. Mohon maafkan mama. Ampuni saya ya Allah."
Anak-anakpun dapat minta maaf pada ayah dan ibunya, "Papa dan mama maafkan Ananda belum berhasil menjadi anak-anak yang baik,  anak yang sholeh, belum tamat menghafal quran, belum mampu memberikan mahkota seperti anak-anak lain, maafkan kami. Ampuni kami ya Allah."

Lalu ayah mengajak ibu dan anak-anaknya untuk bersama-sama mohon ampun dan tobat atas semua kesalahan yang pernah dilakukan dengan rasa penuh penyesalan.

Sesuai hadits qudsi yang diriwayatkan oleh 30 sahabat Nabi Muhammad SAW, pada saat itu Allah menjawab kalimat atau doa yang dipanjatkan itu, bila hambaku meminta akan Aku kabulkan, bila dia bermohon akan Aku berikan, bila mohon ampun akan langsung diampuni dosa-dosanya seketika itu juga. Saat itu telah diturunkan ampunan untuk sebuah keluarga besar.

Nah, apakah selama bulan Ramadan yang sudah menginjak hari ke 18 ini, Anda dan keluarga selama ini belum mohon ampunan ? Sebaiknya setelah diingatkan melalui tulisan ini agar langsung memulainya mumpung masih berada di bulan Ramadan.

Setelah selesai makan sahur, tidak perlu mengisi waktu dengan sekedar membicarakan menu makanan, tapi manfaatkanlah untuk minta pengampunan pada Tuhan. Karena suatu rahasia yang tidak banyak diketahui orang, bahwa pada waktu sahar adalah saat yang tepat untuk memohon ampun. Anda masih belum terlambat. Inilah tradisi sahur yang sering dilupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun