Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cap Go Meh, Hari Valentine ala Tionghoa

27 Februari 2021   07:56 Diperbarui: 27 Februari 2021   08:04 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampion (sumber: shutterstock.com)

Bila di Indonesia khususnya di pulau Jawa, perayaan Cap Go Meh dirayakan dengan menyantap Lontong Cap Go Meh. Kuliner khas peranakan yang melambangkan bulan purnama dengan adanya potongan lontong yang bentuknya bulat.

Namun di Tiongkok dan negara-negara lain di kawasan Chinatown, penutupan perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan dengan Festival Lampion. Kalaupun ada acara makan-makan, mereka hanya menyajikan menu 'sweet dumpling'. Bentuknya seperti ronde besar atau kue mochi bulat dengan rasa manis.

Mereka menandai berakhirnya Tahun Baru Imlek dengan memasang lampion di rumah dan menerbangkan lampion ke udara.

Kadang-kadang sebelum lampion diterbangkan pada lampion dituliskan permohonan doa dengan harapan membawa kesejahteraan pada satu tahun berjalan.

Festival Lampion ini sudah berlangsung sejak era dinasti Tang, bahkan lebih ramai dan meriah dari perayaan Tahun Baru Imlek. Bagi muda mudi era itu, Festival Lampion adalah hari yang ditunggu-tunggu, karena identik dengan perayaan Hari Valentine di Eropa.

Pada hari ke 15 menurut kalender Imlek, para gadis diizinkan keluar rumah, peluang ini dimanfaatkan untuk mencari atau bertemu calon pasangannya karena pada era itu gadis-gadis dilarang keluar rumah dengan bebas.

Para gadis keluar rumah dengan pakaian terbaik yang dimilikinya, berdandan secantik mungkin dengan membawa lampion yang indah. Sinar lampion ini diterpa sinar bulan yang sedang purnama membuat suasana romantis saat para gadis bertemu jejaka idamannya. Pada Festival Lampion ini merupakan saat bagi para gadis untuk menemukan pasangannya.

Kini, gadis-gadis sudah bebas keluar rumah. Jadi sudah tidak ada lagi gadis yang keluar rumah dengan membawa lampion. Mungkin lampion sudah digantikan dengan gawai. Urusan mencari jodoh sudah bisa melalui jalur sekolah atau bekerja karena gadis-gadis sudah boleh bepergian keluar rumah.

Demikianlah perayaan Cap Go Meh di Tiongkok, yang sangat berbeda dengan perayaan Cap Go Meh di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun