Sekarang era digital, untuk berbelanja apapun sangat mudah. Asal punya pulsa, tinggal tekan gawai, maka pesanan apapun sudah diantar ke rumah atau kantor. Tidak hanya makanan, bahkan buku, belanja bulanan, busana hingga perangkat elektronik, dapat dipesan dan dibeli secara online.
Memang semua serba mudah, namun petuah jadul 'Teliti Sebelum Membeli" tetap harus Anda pegang. Kalau dulu untuk membeli apapun Anda perlu melihat dan memeriksa kondisi barang yang akan dibeli secara fisik, kini pada era digital Anda hanya melihat berdasar foto dan spesifikasi saja. Tanpa ada pemeriksaan fisik lagi. Jadi mutlak diperlukan kepercayaan pada penjual. Untuk itulah market place membantu konsumen dengan pedoman rating. Penjual yang produknya bagus dan enak serta layanannya bagus pasti akan mendapat nilai rating tinggi. Meski tidak semua konsumen mau meluangkan waktu untuk memberikan penilaian secara obyektif.
Tulisan ini akan lebih difokuskan pada pemesanan makanan secara online yang kian berkembang sejak era pandemi karena orang kawatir mendekati kerumunan. Pemesanan makanan ini ada yang secara langsung maupun bersifat temporer berdasar adanya tawaran PO.
Pemesanan makanan berdasar PO lebih berdasarkan pengalaman dan kepercayaan karena belum ada penilaian rating. Sedangkan pemesanan makanan melalui jasa pesan antar (delivery) dengan memanfaatkan jasa GoFood atau GrabFood sudah dilengkapi rating.
Anda sebagai pemesan sebaiknya memperhatikan rating, karena makin tinggi rating penjual kemungkinan kualitas makanan dan layanan akan lebih terjamin, meski sifatnya tetap relatif. Kalau yang ratingnya tinggi saja kualitasnya kurang bagus, bagaimana pula dengan yang ratingnya jeblog. Namun rating ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi puncak, sehingga bisa saja pengantaran terlambat sehingga kualitas makanan berkurang atau terkendala bencana misal banjir yang membuat waktu pengantaran lebih lama atau terlambat.
Untuk memilih makanan sebaiknya pilih penjual dengan rating tinggi, jangan memilih berdasar jenis makanan yang sedang Anda inginkan. Kondisi terakhir akan bersifat untung-untungan, bila penjualnya menjual makanan lezat beruntunglah Anda, sebaliknya siap-siap kecewa bila menerima makanan yang kurang nikmat.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan memilih berdasar foto atau video yang bagus. Karena semua penjual pasti akan memasang foto terbaik karena pedoman dalam teknik food photography, foto makanan yang dianggap baik adalah yang sanggup membangkitkan selera bagi yang melihatnya. Sebaiknya, pilihlah penjual yang makanannya telah tersohor kelezatannya.
Apalagi bila Anda memesan makan siang atau makan malam saat sedang sibuk, misal sedang menghadapi tenggat waktu pekerjaan, pilihlah penjual yang makanannya sudah Anda ketahui enak dan layanannya cepat. Jangan berjudi dengan waktu dengan coba-coba memesan makanan ke penjual baru yang belum Anda kenal.
Hal lain yang wajib diwaspadai adalah jangan mudah percaya pada unggahan influencer bayaran, promosi yang mereka katakan pasti hard selling. Karena kalau mereka tidak memuji kelezatan makanan yang dipromosikan pasti kontrak mereka tidak akan diperpanjang. Membaca review makanan juga harus tetap waspada, carilah pengulas yang obyektif. Tentunya hal ini agar Anda tidak sampai salah membeli dan akhirnya kecewa.
Pedoman "Teliti Sebelum Membeli" memang tetap perlu diterapkan pada kondisi apapun.Â