Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi Ren Ri

19 Februari 2021   20:18 Diperbarui: 19 Februari 2021   20:19 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
7 Jenis Sayur (dokpri)

Tradisi Ren Ri atau makan tujuh jenis sayur pada hari ke tujuh setelah Imlek sudah hampir punah di Indonesia. Apalagi saat Pemerintahan Orde Baru semua budaya dan tradisi Tionghoa dilarang dilakukan.

Namun tradisi makan tujuh jenis sayur ini masih dilakukan di kalangan warga Tionghoa di Singapura  dan Malaysia.  Tahun ini beberapa teman di Semarang bercerita bahwa mereka mulai menghidupkan tradisi ini. Yakni makan tujuh jenis sayur dengan harapan mendapatkan hal-hal baik dan saat menyantap ke tujuh jenis sayur ini harus habis alias tidak boleh tersisa bahkan tidak boleh terjatuh, karena melambangkan keberuntungan yang terjatuh.

Tradisi ini dilakukan pada hari ke tujuh setelah Imlek,9 tapi perhitungannya dari saat makan malam bersama sehari sebelum Imlek. Jadi pada tahun 2021 Masehi perhitungan dimulai dari tanggal 11 Februari 2021, jadi tradisi Ren Ri di lakukan pada tanggal 18 Februari 2021.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak era dinasti Han dan disebut Hari Manusia atau hari penciptaan manusia pada hari ke tujuh. Berturut-turut penciptaan hari pertama ayam, hari ke dua anjing, hari ketiga babi, kambing pada hari ke empat, sapi pada hari ke lima dan kuda pada hari ke enam,  hari ke delapan biji-bijian, ke sembilan langit dan ke sepuluh bumi.

Masing-masing suku di Tiongkok (Hokkian, Tiociu, Hakka, Konghu dan lain-lain) memiliki tradisi jenis sayur yang berbeda. Bahkan orang Tionghoa di Indonesia memiliki versinya sendiri. Sehari menjelang perayaan Ren Ri ini banyak dijual sayuran dalam bentuk paket di pasar Petak Sembilan Glodok atau pasar Muara Karang Jakarta atau pasar Gang Baru di Semarang yang termasuk kawasan Pecinan.

Versi tujuh sayuran di Indonesia adalah daun bawang bakung, daun bawang, seledri, kucai, sawi tanah, selada dan kailan. Masing-masing sayur ini melambangkan perencanaan, kepandaian, ketekunan, kelanggengan,  berpandangan jauh, sehat, dan kesatuan.

Budaya Tionghoa memang sarat dengan lambang-lambang, jadi perlu pengetahuan untuk memahami lambang-lambang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun