Sikap mementingkan diri sendiri, sering disebut sikap yang egois. Sebagai manusia, sebaiknya Anda harus lebih sering memikirkan nasib dan kepentingan orang lain. Salah satu contoh orang yang patut Anda teladani adalah Martin Luther King, Jr yang mengabdikan hidupnya untuk kepenyingan bangsanya.
Dampak dari pengorbanannya telah merubah sejarah hak kemanusiaan di Amerika Serikat. Saat mengejar cita-citanya untuk menegakkan keadilan hak manusia, Martin sering masuk penjara, dilempar batu, ditikam, diserang secara fisik, bahkan rumahnya pernah dibom. Martin telah mengorbankan segalanya termasuk dirinya.
Salah satu pidatonya yang terkenal, Martin pernah mengatakan, "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya sekarang. Hari-hari mendatang sangat berat. Namun sekarang ini semuanya tak menjadi masalah lagi bagi saya. Karena selama ini saya berada di puncak gunung. Saya takkan keberatan.
Seperti siapa pun juga, saya ingin berumur panjang. Umur panjang punya tempatnya sendiri. Namun sekarang ini saya sudah tidak lagi memusingkannya. Saya hanya ingin melaksanakan kehendak Tuhan". Untuk menuntaskan kehendak Tuhan di dalam hidup ini, caranya adalah Anda tidak lagi mementingkan diri sendiri.
Bila Anda ingin melakukan kehendak Tuhan. Anda harus mampu mengesampingkan kepentingan dan kesenangan pribadi Anda guna kepentingan orang lain.
Berlatihlah untuk tidak mementingkan diri sendiri, sebab di saat manusia  mencintai diri sendiri, maka ia sudah gagal memikirkan keperluan orang lain. Di mana ada sikap mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan, maka mari belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri.
Mengapa Anda tidak boleh menjadi orang yang mementingkan diri sendiri? Buanglah sifat mementingkan diri sendiri, sebaliknya belajar memperhatikan kepentingan orang lain dengan cara berkorban, dan memperhatikan keperluan  orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H