Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Mendengarkan

29 Januari 2021   18:16 Diperbarui: 29 Januari 2021   18:27 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendengar (sumber: beritagar.id)

Seorang zooolog sangat senang mendengar suara asatwa. Misalnya, ditengah jalan, ia sanggup mendengar suara jangkrik di tengah kebisingan suara lalu lintas. Teman yang mendampinginya justru kebingungan karena kebisingan suara itu.

Bahkan ketika zooolog itu melempar uang logam ke udara, yang jatuh berdenting saat menyentuh jalanan. Yang membuat banyak orang menengok saat mendengarkan denting suara yang menarik perhatian.

Sama halnya dengan pemain sepakbola yang dapat mendengar suara pelatihnya di tengah hingar bingar teriakan dan tepuk tangan penonton. Atau seorang ibu yang mampu mengetahui suara tangis bayinya di ruangan yang terdapat banyak bayi didalamnya.

Hal ini disebut kepekaan seseorang. Orang yang peka secara spiritual seakan mampu mendengar suara Tuhan di dunia yang penuh kebisingan. Mendengar adalah ketrampilan yang harus dipelajari. Dengan cara diam atau meditasi guna mampu mendengar suara spiritual.

Pada setiap agama diajarkan doa, yang merupakan dialog antara Tuhan dengan manusia. Dan lazimnya doa dipanjatkan pada suasana hening yang memberi peluang kepada Anda untuk mendengarkan suara Tuhan.

Secara spiritual suara tentang kebaikan dapat terjadi pada waktu tertentu, dapat berbicara melalui pikiran Anda. Bisa juga melalui sarana kitab suci yang sedang Anda baca. Belajarlah menjadi peka agar Anda selalu dapat mendengarkan suara spiritual.
Bagaimana Anda melatih diri agar semakin peka dengan suara spiritual?
Anda dapat melatih kepekaan pendengaran Anda sehingga mampu mendengar suara Tuhan dengan berkomunikasi secara teratur dengan Tuhan melalui doa dan membaca kitab suci.
Doa adalah komunikasi. Anda berbicara, Tuhan mendengarkan. Anda mendengarkan ketika Tuhan berbicara. Terjadilah dialog.

Sama halnya saat berkomunikasi dengan anggota keluarga, teman kerja atau siapapun, harus terjadi dialog. Janganlah satu pihak menguasai pembicaraan agar komunikasi terjalin dengan baik. Belajarlah mendengarkan, jangan semena-mena berbicara saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun