Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Polemik Vaksin, Yuk Ketahui Bedanya

18 Januari 2021   22:13 Diperbarui: 18 Januari 2021   22:13 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin (sumber: m.merdeka.com)

Minggu lalu, tepatnya 13 Januari 2021, vaksinasi sudah dimulai di Indonesia. Penerima vaksin paling awal adalah Presiden RI, Joko Widodo. Yang lalu diikuti oleh menteri-menteri dalam Kabinet Indonesia Maju dan beberapa tokoh agama dan tokoh pemuda. Saat ini sudah dinyatakan secara resmi oleh Kemenkes ada tujuh jenis vaksin yang boleh beredar di Indonesia.

Ke tujuh vaksin ini memiliki tiga dasar pembuatan yang berbeda, yakni menggunakan virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan (inaktive virus), teknologi mRNA dan teknologi adenovirus.

Teknologi inaktive virus adalah teknologi paling lama yang sudah banyak digunakan untuk vaksin yang beredar saat ini. Secara sederhana dapat digambarkan bila virus Corona berbentuk bulat dengan dua tanduk, maka virus yang telah dimatikan ini disuntikkan ke dalam tubuh agar dikenali oleh pasukan imun didalam tubuh dengan bentuk virus secara utuh. Setelah pasukan imun ini mengenali bentuk virus Corona, maka bila pasukan imun menemukan virus Corona didalam tubuh pasti diserang dan dimatikan.

Teknologi inaktive virus karena sudah lama digunakan jadi sudah mengetahui gejala jangka pendek dan jangka panjangnya. Contoh vaksin yang menggunakan teknologi inaktive virus adalah vaksin buatan Sinovac dan Sinopharm. Teknologi lama yang sudah teruji yang digunakan, jadi bukan berarti vaksin rongsokan.

Vaksin dengan teknologi baru adalah teknologi mRNA dan teknologi adenovirus. Secara sederhana dapat digambarkan untuk teknologi mRNA, tanduk virus Corona yang dijadikan contoh untuk disuntikkan ke dalam tubuh, agar pasukan imun mengenali salah satu bentuk fisik virus, sehingga bila dilihat virus masuk kedalam tubuh, segera akan diserang dan dibasmi.

Karena teknologi mRNA ini tergolong baru. Baru teruji gejala jangka pendeknya saja. Gejala jangka panjangnya harus kita tunggu bersama. Vaksin yang menggunakan teknologi mRNA adalah vaksin Pfizer dan Moderna.

Teknologi pembuatan vaksin terakhir menggunakan teknologi adenovirus. Terdapat beberapa ragam adenovirus yang digunakan. Teknologi adenovirus juga tergolong teknologi baru yang baru diketahui gejala jangka pendeknya saja. Gejala jangka panjangnya masih perlu dibuktikan. Produsen farmasi yang menggunakan teknologi adenovirus diantaranya adalah Astra Zeneca / Oxford.

Secara sederhana dapat digambarkan teknologi ini meminta bantuan "ade" untuk memberikan gambaran bentuk virus Corona. Bentuknya bermacam-macam dan tidak spesifik seperti teknologi mRNA yang hanya nemberikan contoh tanduk tadi. Karena gambaran bentuk virus yang disuntikkan ke dalam tubuh bermacam-macam diharapkan pasukan imun segera mengenali bila ada virus yang memasuki tubuh sehingga langsung diserang dan dimusnahkan.

Hingga saat ini yang memberikan batasan usia hanya Sinovac, batasannya usia 18-59 tahun, wanita hamil, dan penyandang sakit komorbid yang dilarang menerima vaksin. Produsen vaksin lainnya berani diberikan untuk orang tua. Sedangkan untuk anak-anak dibawah umur 18 tahun belum ditemukan vaksinnya.

Setelah memahami dan mengerti teknologi pembuatan vaksin hendaknya sudah tak ada keraguan lagi untuk mengikuti vaksinasi. Karena mereka yang menerima vaksin selain melindungi dirinya sendiri dari Covid-19 juga sekaligus melindungi orang-orang yang merupakan pengecualian untuk menerima vaksin, seperti orang tua, anak-anak, wanita hamil dan para penderita komorbid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun