Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ande Ande Lumut", Cerita Rakyat Sarat Pesan Moral

10 Januari 2021   08:10 Diperbarui: 10 Januari 2021   08:36 3828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ande Ande Lumut (sumber: tajukonline.com)

Banyak cerita rakyat yang mengandung unsur pesan moral. Terkait dengan viralnya video syur 19 detik di masyarakat, akan ditampilkan cerita rakyat yang berpesan agar kita menjunjung tinggi kesucian perkawinan. Cerita rakyat itu adalah "Ande Ande Lumut" asal daerah Jawa Timur.

Ande Ande Lumut

Alkisah pada era kerajaan Kediri adalah Dewi Candra Kirana yang dipertunangkan dengan pangeran Kusumayuda, putera raja Jenggala. Suatu hari terjadi pertempuran besar pada kedua kerajaan ini hingga Dewi Candra Kirana mengungsikan diri dan menyamar sebagai rakyat biasa dan mondok di rumah Mbok Intan yang memiliki tiga putri yang genit dan manja. Namanya Kleting Merah, Kleting Hijau dan Kleting Biru. Karena diangkat anak oleh Mbok Intan, Dewi Candra Kirana dinamai Kleting Kuning. Namun Kleting Kuning lebih berfungsi sebagai pembantu karena harus membersihkan rumah, mencuci pakaian dan memasak.

Setelah peperangan usai, pangeran berupaya mencari tunangannya. Menurut penjelasan dari mata-mata kerajaan, Dewi Candra Kirana tidak dapat diketemukan, namun mereka mencurigai ada seorang puteri yang mirip Dewi Candra Kirana di desa Dadapan.

Maka pangeran Kusumayuda segera pergi kedesa Dadapan dan bertemu Mbok Randa Dadapan yang memungutnya sebagai anak, dan dinamai Ande Ande Lumut. Ande Ande Lumut yang tampan dan gagah itu mengutarakan niatnya untuk mencari seorang isteri kepada Mbok Randa Dadapan. Maka Mbok Randa Dadapan lalu mengumumkan pada warga desa bahwa dia ingin menyeleksi calon isteri untuk anaknya.

Mendengar kabar itu Mbok Intan menugaskan ketiga putrinya untuk ke rumah Mbok Randa Dadapan. Setelah berdandan dan bersolek cantik, ketiga puteri Mbok Intan pergi ke rumah Mbok Randa Dadapan. Kleting Kuning yang melihat ketiga kakaknya hendak pergi dengan sangat cantik bertanya mereka hendak kemana. 

Kleting Biru dengan sombong menjawab "Kami mau ke rumah Mbok Randa Dadapan, kamu mencuci saja pakaian yang kami pakai kemarin". Lalu Kleting Kuning pergi ke sungai untuk mencuci baju, di sungai itu Kleting Kuning menerima lidi dari seorang kakek tua yang berpesan agar lidi disimpan dan digunakan bila diperlukan saja.

Untuk menuju rumah Mbok Randa Dadapan, ketiga puteri Mbok Intan harus menyeberangi sungai yang deras. Untuk menyeberang mereka harus minta tolong pada penjaga sungai yakni Yuyu Kangkang. Namun ada syaratnya, mereka akan diseberangkan bila bersedia dicumbu dan dicium oleh Yuyu Kangkang. Karena tidak ada jalan lain, maka ketiga puteri ini bersedia menerima syarat bejad dari Yuyu Kangkang. Setelah Yuyu Kangkang menuntaskan hasrat bejadnya, dia menyeberangkan ketiga puteri tersebut.

Di rumah Mbok Randa Dadapan, ketiga puteri yang cantik ini disambut dengan sangat ramah oleh Mbok Randa. Ketika Mbok Randa memberitahukan kedatangan tiga puteri cantik itu kepada Ande Ande Lumut, ternyata ditolak oleh Ande Ande Lumut dan tetap asyik bertapa.

Ketiga puteri ini pulanglah dengan kecewa, melihat kegagalan ketiga kakaknya, Kleting Kuning penasaran dan ingin mencoba peruntungan dengan pergi ke rumah Mbok Randa Dadapan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun