Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Simpan Kepahitan Hati

24 Desember 2020   15:12 Diperbarui: 24 Desember 2020   15:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda selalu nenyimpan kepahitan hidup? Banyak orang secara tidak sadar tekah menyimpan atau memendam kepahitan hidup. Cirinya mereka murung, merasa tidak bahagia namun tanpa dasar yang pasti.

Kepahitan hidup disebabkan oleh rasa sakit yang disimpan terhadap orang lain atau terhadap suatu situasi.  Kepahitan pada umumnya selalu mengakar di dalam hati.

Seorang anak usia 15  tahun, sudah selama 5 tahun menceritakan berulang kali bagaimana orangtuanya tidak memberinya uang yang ia butuhkan untuk membeli sepasang sepatu. Ia menceritakannya berkali-kali sehingga ia hafal setiap rincian kalimat dan membuat seolah kejadian itu seperti terjadi beberapa hari yang lalu. Satu pesan yang jelas, ia belum memaafkan orangtuanya akan peristiwa itu. Seperti magnet, kisah yang ia ceritakan menariknya kembali ke semua luka dan ketidakadilan.

Kepahitan hidup mungkin dimulai dari hal-hal kecil, tetapi jika Anda terus mengulangnya dalam pikiran Anda,  maka peristiwa tersebut akan membuat luka lebih dalam lagi di dalam hati Anda, dan seolah-olah Anda meminta dukungan dan pembenaran dari orang-orang yang bersedia mendengarkan keluhan Anda. Anda menjadi terbiasa dengan kepahitan tersebut sehingga Anda bahkan merasa nyaman saat mengungkapkannya. Namun kepahitan hanya akan menghancurkan Anda. Saat Anda membiarkan kepahitan tumbuh dalam kehidupan Anda, kepahitan itu akan memperbudak Anda dan mencuri sukacita dan rasa damai di dalam hati Anda. Semakin lama Anda berada di dalam kepahitan itu, semakin besar kekuatan yang dimilikinya atas hidup Anda.

Tidak peduli apa yang telah dilakukan seseorang terhadap Anda, Anda harus menciptakan kekuatan untuk memaafkan mereka. Menghapus semua kepahitan dengan memberikan maaf kepada mereka yang telah menyakiti Anda.

Memberi maaf memutuskan rantai kepahitan akan kesombongan, mengasihani diri sendiri, dan dendam yang hanya akan mengarahkan Anda kepada keputusasaan, keterasingan, hubungan yang rusak dan hilangnya sukacita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun