menolong orang lain?
Menolong selalu disebut sebagai sikap yang baik. Kapankah Anda harusAda sebuah kisah yang patut diteladani, seorang sopir mobil ambulance yang telah bekerja selama puluhan tahun yang tentunya banyak berjasa menolong orang sakit keras khususnya memenuhi keinginan terakhir mereka.
Pernah suatu hari sopir tua berusia 60 tahun ini mengabulkan permintaan seorang pasien untuk diantarnya mengunjungi pantai, mengunjungi rumah anaknya, bahkan menemui hewan kesayangannya.
Awal mukanya sopir ini bekerja normal saja, hingga suatu hari, ketika membawa seorang pasien sakit keras ke rumah sakit, di tengah perjalanan pasien tersebut mengeluh ingin melihat kapal di pantai.
Hati sopir ini tergerak oleh rasa kasihan dan berupaya untuk memenuhi keinginan pasien tersebut dapat diwujudkan. Sopir ini melihat bahwa setelah keinginannya terwujud, pasien yang sudah mendekati ajal tersebut mengalami perubahan emosi yang luar biasa dan menjadi lebih berenergi. Kejadian itu memotivasi sopir ini untuk terus memberikan layanan khusus bagi pasien sakit keras lainnya agar keinginan terakhir mereka dapat terpenuhi. Setelah beberapa tahun kemudian, sopir tua ini akhirnya mengundurkan diri dari tempatnya bekerja untuk fokus menjalankan yayasan yang ia dirikan, yang menyediakan layanan yang sama secara prodeo.
Kini dunia makin egois, rasa kasihan antar manusia makin langka. Padahal makin banyak orang di luar sana yang membutuhkan uluran tangan. Jangan kebaskan hati terhadap mereka. Bantulah sesuai kemampuan yang dapat Anda lakukan.Â
Apakah Anda seseorang yang mudah tergerak oleh rasa kasihan melihat sesama yang tidak seberuntung Anda? Mengapa Anda sering segan untuk mengulurkan tangan membantu sesama?
Teladani sikap sopir tua diatas, jangan kebaskan hati terhadap rasa  kasihan kepada sesama. Ketika Anda tergerak untuk menolong sesama, kerjakan apa saja yang Anda bisa sesuai kemampuan.
Menolong orang lain tidak diawali dengan melihat kemampuan, namun diawali oleh rasa kasihan Anda terhadap penderitaan sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H